Menunggu Pemimpin Undip yang “Tidak Biasa”
Mungkin, judul tulisan ini oleh sebagian orang
dianggap tidak sopan dan kurang beretika. Namun, penulis berniat untukdapat memberikan masukan kepada calon pemimpin Undip masa depan. Pemimpin yang diharapkan dapat mengantarkan Undip menjadisalah satu Universitas
terkemuka di Indonesia dan mewujudkan cita-cita Undip menjadi Universitas Riset yang unggul
pada tahun 2020.
Tahun 2014 merupakan tahun politik, di mana
pesta demokrasi lima tahunan dirayakan. Semua partai politik, para calon legislatif, dan eksekutif sibuk menyusun strategi
dalam pemilu beberapa bulan yang lalu. Ketegangan dalam pilpres pun mulai
mereda. Kini, giliran perguruan tinggi yang berdiri pada tahun 1957 ini yang merayakan pesta
demokrasi.Pasalnya, pada tanggal 29 September2014, Undip telah menentukan
pemegang estafet kepemimpinan selanjutnya.
Sejak Bulan Juli silam, atmosfirpolitik
semakin terasa di mana-mana. Para kandidat
tampak semakinintens meraih
simpati. Berbagai pertemuan untuk mendapat dukungan dari anggota Senat Universitas maupun
melakukan pendekatan kepada mahasiswa melalui organisasi-organisasi kampus pun
sudah terdengar seantero Undip. Setelah melalui tahap penyaringan calon rektor oleh
anggota senat, dari empat bakal calon rektor yang mencalonkan diri, terpilihlah tiga calon rektor
yang mengikuti proses selanjutnya. Tiga calon rektor tersebut adalah Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis (FEB) Prof.Drs. M. Nasir, M.Si, PhD, Ketua Jurusan
Akutansi FEB Prof Dr M Syafruddin,Msi,Akt, dan Ketua Program Doktor dan
Magister Ilmu Lingkungan Prof Dr.Ir.Purwanto, DEA.
Pertanyaan yang saya
ajukan, sudahkah
Undip menjadi salah satu universitas riset yang
unggul dan
terkemuka di Indonesia, sesuai visi yang dicanangkan hingga 2014 ini?Indikator
yang mudah dilihat adalah
menggunakan tujuh Standar Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).Namun, apabila
mengacu pada tujuh standar tersebut,tulisan ini menjadi sangat panjang.
Oleh karena itu, saya mencoba menggunakan beberapa standar hasil identifikasi
dan analisis yang saya ketahui.
Beberapa tahun terakhir, Undip
menoreh prestasi yang luar biasa. Diantaranya, Kementerian Keuangan RI menobatkan
Undip sebagai Satuan Kerja yang memiliki kinerja Badan Layanan Umum terbaik
kedua di Indonesia
untuk kategori perguruan tinggi tahun 2012. Selain itu, Undip menempati
rangking 47 di dunia
dan rangking tiga nasional kampus terhijau yang dirilis Greenmatric (okezone.com).
Tahun 2014 pun, Undip berhasil menjadi tuan rumah dalam ajang
bergengsi tingkat nasional, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 27.
Meski
demikian, ada beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan oleh seluruh civitas
akademika Undip, khususnya oleh rektor terpilih.Dengan segala rasa hormat dan
apresiasi yang tinggi tanpa bermaksud mengenyampingkan upaya keras yang telah
dilakukan oleh pemimpin Undip saat ini, mari kita lihat beberapa fakta berikut:
Pertama, menginjak usia ke-57 tahun (berdiri 1957), Undip telah memiliki 1.675tenaga
pengajar. Dari
jumlah tersebut,ada 267dosen (16 persen) bergelarDoktor dan 122diantaranya (7,4 persen) berpangkat Guru
Besar. Persentase
ini, kemudian dibandingkan dengan PTN lain yang memiliki beberapa kesamaan
dengan Undip, diantaranya letak geografis dan tahun berdirinya, yakni
Universitas Padjadjaran (Unpad). Kedua universitas ini pun masih dalam proses
menuju PTN Berbadan Hukum (PTN BH). Unpad memiliki 576 dosen bergelar Doktor dan 130dosen berpangkatGuru Besar dari 1.700-an jumlah totaltenaga
pengajar (data tahun 2013). Di bidang ini, Undipcukup ketinggalan dengan Unpad.Jumlah tenaga pengajar di
kedua Universitas tersebut berbanding terbalik dengan jumlah mahasiswa
aktifnya. Undip mempunyai mahasiswa yang lebih banyak yakni 47.580 mahasiswa
sedangkan Unpad sebanyak 41.743 mahasiswa.
Kedua, iklim
penelitian dan penulisan di kalangan mahasiswa Undip belum begitu kentara. Data Program
Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tahun 2013 menunjukan, dari 44.752 proposal yang
diusulkan ke Diktidari seluruh Indonesia, Undip menyumbang 1307 proposal (2,9 persen) dan 231 proposal (3,2 persen dari 7300 proposal) diantaranya didanai
Dikti. Selanjutnya, ada 13 tim PKM
mahasiswa Undip yang dapat maju ke laga PIMNAS 27 dengan jumlah 440 tim yang
berlaga di PIMNAS secara keseluruhan. Harapannya, iklim ilmiah dapat terbentuk
karena ini merupakan salah satu indikator yang sering dilihat guna
menilai kemajuan
sebuah Universitas.
Ketiga, kemampuan ICT dalam
menangani masalah keamanan masih belum optimal,
sehingga website Undip beserta domain di bawahnya eror karena diretas. Padahal saat
ini, website merupakan fasilitas vital yang dapat menyediakansistem
informasi akademik
dan informasi lainnya.
Tak heran, berdasarkan 100 besar peringkat
PTN/PTS se Indonesia pada 2013 yang dirilis www.4icu.org, Unpad berada di
urutan ke-6 sedangkan Undip berada di
urutan ke-8. Situs
tersebut adalah sebuah situs yang melakukan pemeringkatan universitas-universitas
di dunia.
Sementara
itu, apabila dilihat dari
peringkat dunia yang dilansir www.topuniversities.com, Undipdan Unpad berada pada urutan yang hampir sama, yakni antara
701-750. Sedangkan
berdasarkan akreditasi BAN-PT, Undip mendapat lima poin di bawah Unpad yang mendapat
nilai 366, yakni 361.
Melihat berbagai fakta Undip saat
ini, dengan meminjam istilah mantan Presiden RI, Soeharto, maka mau tidak mau, suka tidak
suka, kita harus segera melakukan akselerasi secara progresif dengan menambah speed yang tinggi untuk mengejar
ketertinggalan.Jika kita tidak mampu menyamai universitas yang sudah
menjadi PTN BH, minimal kita dapat menjadi Universitas
terbaik di Jawa Tengah. Untuk itu,
kita tidak bisa lagi memiliki pemimpin yang “biasa-biasa” saja, namun kita
harus memiliki pemimpin yang “tidak biasa” yang sanggup bekerja keras di atas
rata-rata, yang mampu menjadikan kelemahan-kelemahan menjadi kekuatan dan
ancaman-ancaman menjadi peluang. Pemimpin yang berprinsip al-muhafazdotu ala
qodimissholih, wal akhdu bil jadidil aslah, dapat melanjutkan
kebijakan pemimpin terdahulu yang baik dan mampu membuat kebijakan terobosan
baru yang lebih baik guna prestasi kampus tercinta Undip masa mendatang.Prof
Nasir, rektor terpilih yang akan menjadi pemimpin baru Undip, kami percaya
padamu.
NB: Ditulis Sabtu, 20
September 2014.
Tulisan
dimuat di Tabloid Mahasiswa Universitas Diponegoro Manunggal Edisi II Tahun XIV
Januari 2015 hal. 8.
Ini tulisan
asli, yang dimuat sudah dipotong karena pertimbangan space yang terbatas.