PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
PERKEMBANGAN
TEORI MANAJEMEN
Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, sekaligus menjadi awal dari perkembangan dunia industri,
menyebabkan ilmu tentang manajemen juga mengalami perkembangan. Dalam
perkembangannya ilmu menejemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran yaitu :
1. Aliran
Klasik : a. Manajemen Ilmiah.
b. Teori Organisasi Klasik.
2.
Aliran Hubungan Manusiawi ( Neoklasik ).
3. Aliran Manajemen Modern : a. Perilaku
Organisasi.
b. Aliran Kuantitatif.
Selain jenis-jenis aliran pemikiran,
pada bab tiga ini juga akan dibahas dua pendekatan yang digunakan untuk
mengintegrasikan tiga jenis aliran yang ada yaitu :
4. Pendekatan
Sistem.
5. Pendekatan
Kontingen ( Contingency Approach ).
1.a.
Manajemen Ilmiah
Dalam
aliran ini banyak tokoh yang memberikan kontribusinya dalam mengembangkan ilmu
manajemen seperti, Frederick W. Taylor,
Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L.
Gantt, dan Harrington Emerson.
Frederick
W. Taylor ( 1856-1915 ) merupakan tokoh pertama yang mengembangkan
manajemen ilmiah, karena karyanya tersebut Taylor disebut sebagai “ Bapak
Manajemen “. Taylor mengemukakan dua pengertian dari manajemen ilmiah, yang
pertama adalah, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi,
analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti yang kedua
adalah, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau
teknik-teknik ( a bag of tricks ) untuk meningkatkat efisiensi kerja
organisasi.
Dalam bukunya yang berjudul Scientific Management Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar
untuk mengembangkan teknik-tekniknya untuk mendapatkan efisiensi dalam bekerja,
keempat prinsip itu adalah :
1. Metoda
Ilmiah adalah metoda yang paling baik untuk menentukan pekerjaan yang dapat
dikerjakan.
2. Seleksi
ilmiah untuk para karyawan, agar karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan
dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama
yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Dalam
melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, Taylor juga mengembangkan teknik-teknik
yang akan digunakan antara lain : studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional,
sistem upah per-potong diferensial, prinsip pengecuaian, kartu instruksi,
pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi pekerjaan, peralatan serta
tenaga kerja.
Frank dan Lilian
Gilbreth ( 1868-124 dan 1878-1972 ), merupakan
pasangan suami-istri yang ikut berkontribusi dalam manajemen ilmiah. Frank
adalah pelopor dari pengembangan studi gerak dan waktu, Frank sangat tertarik
untuk menemukan “ cara terbaik pengerjaan suatu tugas “ . Sedangkan Lilian
dalam bukunya Phsycology of Management berpendapat bahwa
tujuan akhir dari manajemen ilmiah adalah : membantu para karyawan mencapai
seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
Henry L. Gantt
( 1861-1919 ) memberikan kontribusinya yang terbesar dalam bentuk enggunaan
metoda grafik yang dikenal sebagai “ Gantt Chart “ yang digunakan untuk perencanaa,
koordinasi, dan pengawasan produksi.
Harrington Emerson
( 1853-1931 ) menemukan pemborosan dan ketidak-efisiennan merupakan masalah
yang terdapat di dalam sistem industri. Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12
prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal yaitu :
1. Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan
yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya
staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas
jasa yang adil.
6. Laporan-laporan
yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem indormasi dan akuntansi.
7. Pemberian
perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya
standar-standar dan skedul-skeul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
9.
Kondisi yang
distandardisasi.
10. Operasi
yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi
praktis tertulis yang standar.
12. Balas
jasa efisiensi-rencana insentif.
1.b.
Teori Organisasi Klasik
Henry
Fayol (
1841-1925 ) dalam bukunya Administration
Industrielle et Generale ( Administrasi Industri
dan Umum ) mengemukakan
teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya Fayol
memerinci manajemen menjadi lima unsur yaitu, perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan ( Fungsionalisme Fayol) .
Selain
itu Fayol juga membagi operasi-operasi perusahaan kedalam enam bagian antara
lain :
1. Teknik
– produksi dan manufakturing produk.
2. Komersial
– pembelian bahan baku dan penjualan produk.
3. Keuangan
( finansial ) – perolehan dan pengunaan modal.
4. Keamanan
– perlindungan karyawan dan kekayaan.
5. Akuntansi
– pelaporan dan pencatatan biaya.
6. Manajerial.
Fayol
juga menyebutkan empat belas prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut :
1. Pembagian
kerja.
2. Wewenang.
3. Disiplin.
4. Kesatuan
perintah.
5. Meletakkan
kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum.
6. Balas
jasa.
7. Sentralisasi.
8. Rantai
skalar.
9. Order.
10. Keadilan
11. Stabilitas
staf organisasi.
12. Inisiatif.
13. Esprit de corps
( semangat korps ).
James D. Mooney
adalah seorang eksekutif General Motor,
dia mendefinisikan organisasi sebagai kelompok, dua orang atau lebih yang
bergabung untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney juga merancang empat kaidah dasar dalam organisasi yaitu,
Koordinasi, Prinsip Skalar, Prinsip Fungsional, dan Prisip Staf.
Mary Parker Follet
( 1868-1933 ) adalah seorang ahli pengetahuan sosial yang pertama kali
menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintahan. Follet
percaya bahwa konflik dapat dibuat kosntruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang
terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Follet berpendapat bahwa pola organisasi yang ideal adalah dimana manajer
mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
Chaster I. Barnard
( 1886-1961 ), presiden perusahaan Bell
Telephone di New Jersey dalam
bukunya The Functions of the Executive
memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan.
Sedangkan fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Barnard juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut
teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu
serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Selain itu Barnard juga pelopor dalam
penggunaan “ pendekatan sistem “” untuk pengelolaan organisasi.
2. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran
hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau neoklasik ) muncul karena
ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba
melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Hugo munsterberg
( 1863-1916 ) adalah pencetus psikologi industri, Hugo sering disebut “ Bapak
Psikologi Industri ”. dalam bukunya Physchology
and Industrial Efficiency, dia mengemukakan bahwa untuk mencapai
peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :
1. Penemuan
best possible person.
2. Penciptaan
best possible work.
3. Penggunaan
best possible effect untuk memotivasi
karyawan.
Sebagai
tambahan Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan
budaya terhadap organisasi.
Elton Mayo
( 1880-1949 ), dan asisten risetnya Fritz
J. Roethlisberger dan William J.
Dickson mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam berbagai
macam situasi kerja di pabrik Howthorne
milik perusahaan Western Electric
dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka membagi karyawan menjadi kelompok
penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan,
produktivitas juga naik. Ketika kondisi penerangan diturunkan hanya sebatas
sinar matahari, ternyata produktivitasnya tetap naik.
Untuk
menjawab pertanyaan mengapa pada percobaan pertama produktivitas tetap
meningkat, Mayo, Fritz, dan Dickson melakukan percobaan kembali, mereka
menempatkan dua kelompok yang berbeda di dua ruangan yang berbeda kondisinya.
Dalam percobaan ini, Mayo merubah variabel-variabel di kedua ruangan tersebut,
seperti upah dinaikkan, hari kerja, eriode istirahat dan jam makan siang,
sekali lagi keluaran di kedua ruangan ternyata sama-sama meningkat. Mereka
menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang komplek telah memengaruhi
peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi antara anggota kelompok dengat
pengawas lebih penting dalam menetukan produktivitas daripada perubahan kondisi
kerja diatas.
3. Aliran Manajemen
Modern
Dalam
perkembangan aliran manajemen modern ada dua jalur yang berbeda yaitu, jalur
pengembangan dari hubungan manusiawi ( perilaku
organisasi ) dan jalur manajemen ilmiah ( aliran kuantitatif )
3.a. Perilaku
Organisasi
Tokoh-tokoh
yang memberikan pandangannya dalam perilaku organisasi seperti, Abraham Maslow,
Daouglas McGregor, Frederick Herzberg dkk. menyimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen
tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat.
2. Manajemen
harus sistematik.
3. Organisasi
sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan
motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
Sebagai
tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset pelaku adalah :
1. Unsur
manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
2. Manajer
masa kini harus diberi pelatihan dan pemahaman konsep-konsep manajemen.
3. Organisasi
harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk
memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen
dapat dikempangkan melalui pertisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Perkerjaan
setiap karyawan harus disusun.
6. Pola-pola
pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian
positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
3.b. Aliran Kuantitatif
Aliran
kuantitatif digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,
manajemen aliran kas, scheduling
produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber
daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.
Langkah-langkah pendekatan aliran kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Perumusan
masalah.
2. Penyusunan
suatu model sistematis.
3. Mendapatkan
penyelesaian dari model.
4. Pengujuian
model dan hasil didapatkan dari model.
5. Penetapan
pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan
hasil dalam kegiatan-implementasi.
4.
Pendekatan
Sistem
Pendekatan
sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu
kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai
suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara
sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling
tergantung.
Dalam
penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup
dan sistem terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para
teoritisi klasik , mereka memusatkan pada hubungan-hubungan dan kosistensi
internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah,
rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.
Teori
manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan
dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya
sintesis dan integratif. Sistem terbuka pada hakekatnya merupakan proses
transformasi masukan yang menghasilkan keluaran.
5.
Pendekatan
Kontingensi
Pendekatan
kontingensi ( contingency approach )
dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk
menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan
nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik
mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu
tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Pendekatan ini bermaksud
untuk menjembatani gap yang ada
antara teori dan praktek.
Ada
tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan
kontingensi yaitu : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan
hubungan kontingensi antara keduanya. Pemahaman terhadap hubungan-hubungan
kontingensi memberikan berbagai pedoman bagi praktek menajemen yang efektif.
Setelah
dibicarakan ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima kemungkinan
arah perkembangan teori manajemen selanjutntya di masa mendatang, yaitu :
1. Dominan
: salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
2. Divergence
: setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
3. Convergence
: aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka
cenderung kabur.
4. Sintesa :
masing-masing aliran berintegrasi.
5. Proliferation
: ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.
Waren Haynes
dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis : Concept and Cases,
membedakan enam aliran teori manajemen, yaitu :
1. Aliran
Akuntansi Manajerial.
2. Aliran
Ekonomi Manajerial.
3. Aliran
Thesis Organisasi.
4. Aliran
Hubungan Manusiawi dan Perilaku Manusia.
5. Aliran
Kuantitatif ( Matematika dan Statistika ).
6. Aliran
Teknik Industri.
Tetapi
bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak belum menjadi
suatu aliran baru, hanya lebih merupakan pembicaraan khusus dari serangkaian
masalah.