IBM, Raksasa Asal Amerika Serikat yang Hampir Tumbang.

11:55 PM 0 Comments A+ a-

Pendahuluan
IBM (International Business Machines Corporation) merupakan salah satu perusahaan yang dikagumi dunia. Berdasarkan survei dari majalah Fortune sejak 1997 sampai 2007 terhadap 10.000 perusahaan di seluruh dunia, IBM menempati peringkat ke-11. Walaupun IBM termasuk perusahaan yang besar dan kuat, pada masa tertentu IBM ternyata pernah mengalami masa dimana situasi perusahaan hampir bangkrut. Tetapi pada akhirnya bisa diselamatkan dan masih bisa eksis sampai masa kini.

Dalam perjalanan mengarungi pertarungan bisnis, manajemen berperan sangat penting dalam mempertahankan kejayaannya. Baik manajemen sumber daya, produksi, maupun manajemen pemasaran.

Di dalam makalah ini saya akan mencoba mengupas sedikit tentang beberapa masa dalam sejarah Raksasa Asal Amerika Serikat penguasa pasar computer, IBM.

Manajemen dan IBM
“Management is the art of getting things done through the others”.

Sebelum kita mengupas lebih dalam tentang manajemen dalam IBM, kita perlu mengetahui dulu, apakah manajemen itu, dan apakah IBM itu.

Semua organisasi mempunyai tujuan. Tujuan dapat dicapai dengan adanya manajemen. Karena organisasi merupakan perkumpulan dari beberapa orang dengan tujuan yang sama, maka manajemen harus bisa memberikan gambaran yang nyata dan jelas tentang peran masing-masing orang dalam sebuah organisasi termasuk perusahaan IBM sehingga tiap orang dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien. Pemikiran ini sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Mary Parker Follet, seorang ahli teori manajemen dan teori politik asal Amerika Serikat, manajemen adalah suatu seni untuk menyelesaikan sesuatu(tujuan organisasi) melalui orang lain.

International Business Machines Corporation (IBM) adalah sebuah perusahaan Amerika Serikat yang memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer. IBM didirikan pada 16 Juni 1911, beroperasi sejak 1888 dan berpusat di Armonk, New York, Amerika Serikat. Dengan lebih dari 330.000 pegawai di seluruh dunia dan pendapatan US$96 miliar (angka dari 2004), IBM adalah perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia, dan salah satu yang terus berlanjut dari abad 19. Dia memiliki teknisi dan konsultan di lebih dari 170 negara dan laboratorium pengembangan yang berlokasi di seluruh dunia, di setiap cabang ilmu komputer dan teknologi informasi; beberapa dari mereka adalah pionir di bidang mulai dari komputer mainframe ke nanoteknologi(Wikipedia).

IBM pada Masa Kepemimpinan Thomas J. Watson
Pada tahun 1914, Thomas J. Watson, Sr. direkrut oleh Charles Ranlett Flint, pendiri Computing Tabulating Recording Company (C-T-R), untuk membantunya memimpin perusahaannya. Selama empat tahun pertama kepemimpinannya, Watson sukses meningkatkan pendapatan hingga lebih dari dua kali lipat dan mencapai $9 juta. Ia juga sukses mengembangkan sayap ke bernagai belahan dunia, meliputi Eropa, Amerika Selatan, Asia, dan Australia. Akhirnya Pada 14 Februari 1924, C-T-R berganti nama menjadi International Business Machines Corporation. Thomas J. Watson enjadi CEO pertama IBM.

Watson sangat peka terhadap apa yang dibutuhkan para karyawannya agar tidak jenuh dan tetap semangat dalam bekerja. Watson menciptakan klub olahraga karyawan, mengadakan jalan-jalan bersama, dan mendirikan band perusahaan. Selain itu, pada masa kepemimpinannya IBM menjadi perusahaan pertama yang memberikan asuransi jiwa kelompok (1934) survivor benefits (1935), dan cuti yang di bayar (1937). Pada 1932 IBM mendirikan Education Department untuk mengawasi pelatihan karyawan. Departemen ini mendirikan IBM Schoolhouse di Endicott pada tahun 1933. Pada tahun 1962, Watson  melalui perusahaan  IBM menyelenggarakan Invention Award Dinner sebagai penghargaan untuk 34 orang penemu di IBM. Ini merupakan tanda sikap menghargai atas karya dan pencapaian yang telah diraih oleh karyawannya.(Wikipedia)

Berbagai kebijakan yang diambil Watson ternyata tidaklah sia-sia. Semangat karyawan meningkat, prestasi dan hasil yang dihasilkan semakin meningkat. Secara otomatis pendapatan perusahaan juga meningkat. Memang cerdas Waston ini.

Diambang Keruntuhan.
Tahun 1990 merupakan tahun paling menguntungkan bagi IBM kala itu. Tetapi pada tahun 1993, industri komputer telah berubah begitu cepat, perusahaan menuju kerugian sebesar $16 miliar dan IBM berada di daftar pengawasan kebangkrutan. Pada saat itu, IBM dibawah kepemimpinan John Fellows Akers, yang dijuluki CNBC(Consumer News and Business Channel) sebagai “Worst American CEOs of All Time” akibat kerugian tersebut. Pada masa itu IBM lumpuh karena ketidak mampuan Akers membuat keputusan yang cepat dan tepat.

Bencana ini berawal pada tahun 1980-an, ketika pertarungan di industri komputer makin panas antara perusahaan dengan model integrasi-vertikal seperti IBM dengan perusahaan dengan model tersegmentasi seperti Intel yang fokus ke microprocessor, Microsoft fokus ke software, Seagate fokus ke Disk Drive dan HP fokus ke printer. Sekedar tambahan, perusahaan tersegmentasi adalah perusahaan yang mempunyai kelompok-kelompok pasar tertentu yang dibedakan menurut kebutuhan dan karakterisitik konsumennya. Sedangkan perusahaan dengan model intergrasi-vertikal adalah perusahaan dengan satu komando, tanpa membeda-bedakan pasarnya.

Ketika persaingan 2 model ini makin panas, CEO IBM saat itu, John Akers mengambil tindakan yang kurang tepat dan berakibat fatal. Dia memecah IBM menjadi beberapa unit bisnis yang berdiri sendiri-sendiri. Hal ini menurut dia bertujuan agar bisa bersaing lebih efektif dengan pesaing-pesaing tadi. Pasar komputer mulai didominasi oleh PC, bukan lagi mainframe(komputer besar). Pangsa pasar PC meningkat tajam dan laba dari penjualan PC sangat besar dibanding penjualan mainframe. Akhirnya IBM mulai goyah. Pesaing seperti Dell dan Compaq yang lebih siap dalam bidang PC semakin kuat posisinya. Keuntungan yang ada di bisnis PC IBM tidak mampu menutupi kerugian yang terjadi pada bisnis mainframe-nya. Akibatnya, pada tahun 1992 IBM mengalami kerugian yang sangat besar.

IBM Bangkit dari Keterpurukan dan Kembali Berjaya.
Dalam kondisi krisis karena mengalami kerugian, Lou Gerstner ditetapkan sebagai CEO IBM. Ketika Gerstner bergabung dengan IBM, hampir semua orang seakan-akan menyaksikan kematian icon Amerika ini. Banyak pihak pesimis dan berpandang sebelah mata, bagaimana mungkin seorang manajer tanpa latar belakang di bidang teknologi  mampu menyelamatkan raksasa berteknologi tinggi. Tetapi Gerstner dan tim manajemennya mampu mengubahnya hingga menjadikan IBM sebagai perusahaan paling menguntungkan kembali.

Gerstner bertindak cepat agar IBM tidak kolaps. Berbeda dengan CEO IBM sebelumnya  John Akers, Gerstner mengintegrasikan kembali unit-unit utama IBM untuk lebih fokus kepada servis ketimbang produk. Bisnis IBM mulai beralih dari bisnis komponen dan hardware ke bisnis software dan servis. Ia mengubah IBM menjadi perusahaan jasa dengan basis penelitian yang kuat. Langkah Gerstner ini kemudian diteruskan oleh Sam Palmisano, CEO IBM berikutnya.

Pada tahun 2002 IBM memperkuat bisnis servisnya dengan mengakuisisi divisi konsultansi dari PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2004 IBM juga menjual divisi PC-nya yang rugi terus ke Lenovo Group. Berikutnya, pada tahun 2007 IBM menjual divisi printing-nya ke Ricoh. Semua ini menunjukkan bahwa IBM memang benar-benar ingin fokus ke bidang servis, software, dan konsultasi, bukan lagi ke hardware.

Sekarang, lebih dari separuh bisnis IBM berbasis pada perangkat lunak dan jasa. Menurut seorang konsultan marketing terkemuka, Regis McKenna, transisi dari perusahaan yang bisnis utamanya mainframe menjadi perusahaan perangkat lunak dan jasa ini begitu dramatis. IBM kini menjadi perusahaan bisnis dan jasa teknologi terbesar di dunia.

Kesimpulan
Bisa kita lihat, perubahan perilaku bisnis yang tidak menentu bisa membuat perusahaan sekelas IBM hampir tumbang. Perkembangan teknologi yang pesat pada akhir 1980-an membuat para pesaing IBM bisa membuat PC dengan harga lebih murah sehingga bisa menjadi produk massal. Namun, IBM tidak siap dan masih mengandalkan mainframe computer yang harganya mahal dan berukuran besar.

Dalam sejarah bisnis modern, banyak perusahaan telah berubah dari pemimpin industri ke ambang kehancuran. Melalui upaya heroik dari tim manajemen baru, perusahaan tersebut bahkan berhasil melakukan resuscitate diri mereka sendiri. Hanya sedikit perusahaan yang telah berada di puncak sebuah industri, mendekati keruntuhan, dan kemudian, di luar dugaan siapa pun, kembali untuk menata agendanya. Itulah yang terjadi pada IBM

Menurut saya, kesuksesan masa lalu tidak menjamin kesuksesan di masa depan. Hanya orang-orang yang mau berubahlah dan beradaptasi yang akan bertahan dan sukses di Atmosfir persaingan dunia Internasional yang berubah sangat cepat ini.
---


Referensi
http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com/msg55008.html Oleh Hermawan Kartajaya diakses pada 28 September 2008 pukul 18:32.
http://daniel.blog.kontan.co.id/2012/03/10/ceo-terburuk-di-negeri-paman-sam/ oleh Daniel Saputro diakses 10 Maret 2012.
http://gadingmahendradata.wordpress.com/2010/08/24/ibm-melawan-keruntuhan/ oleh Gading Mahendradata diakses 24 Agustus 2010.
Longman Dictionary of American English. www.longman.com/dictionaries
Mazur, Laura & Louella Miles. 2007. Percakapan dengan Para Master Pemasaran. Diterjemahkan oleh: Sisilia Kinanti. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.