Kita Juga Bisa Jadi Agen Anti Korupsi Kok..!

6:03 PM 0 Comments A+ a-

Amit sewu poro dulur.
Kita rakyat biasa, mahasiswa biasa.

Mana mungkin bisa berkontribusi dalam pemberantasan korupsi?
Jika kita melihatnya, bagaimana melaporkannya?
Paling ya tidak ditanggapi.
Bisa kok, ini nih caranya.

Ini ada website keren yang harus kita tahu dan sering tongkrongin.
Di web tersebut tersedia data tentang besaran tender (proyek) pembangunan di seluruh Indonesia, mulai dari pusat, provinsi, hingga kabupaten. Universitas juga ada.

Mari awasi bersama Proyek pembangunan yang ada di sekitar kita, baik Universitas maupun di daerah.
Caranya:
1.     Masuk web Opentender ICW
2.     Klik tab Database
3.     Pilih tahun anggaran yang anda inginkan *saran: pilih semua
4.     Sumber dana (APBN, APBD, Hibah, dll) *saran: pilih semua
5.     Entitas pilih sesuai dengan keinginan anda. Disarankan proyek yang berda di sekitar anda, Daerah (Provinsi/Kabupaten) atau Lembaga Pendidikan (Misal Universitas).
Contoh: Kab. Batang atau Universitas Diponegoro
6.     Lalu klik Database.
7.     Processing, tunggu daftar proyek di bawahnya
8.     Jika ingin spesifik pembangunan di sekitar anda, silakan bisa memakai fasilitas Pencarian.
Misal: Pasar Batang, dll.
   
Jika anda melihat ada kejanggalan antara kucuran dana dan realita, silakan laporkan ke ICW atau KPK secara langsung via web itu.

Nanti akan ditindaklanjuti dan ditelusuri oleh instansi tersebut.
Mari Bangun Indonesia, Berantas Korupsi.

Generasi Cerdas, Generasi Anti Korupsi..!!

Media Sosial dan Gerakan Massa

8:26 AM 0 Comments A+ a-

fokus.news.viva.co.id
Tepat 4 tahun silam, 25 Januari 2011, tercatat Peristiwa penting dalam percaturan politik dunia, Revolusi Mesir. Tidak bisa dipungkiri, Revolusi Mesir merupakan rembetan (efek domino) dari Revolusi Tunisia. Keduanya adalah awal dari fenomena besar di dunia, The Arab Spring.

Ada hal menarik yang mengiringi kedua revolusi tersebut, yakni ”Revolusi Media Sosial”. Dimana media sosial (facebook, twitter, youtube, dll) memainkan peran penting dalam mempercepat dan  memuluskan terjadinya revolusi. Melalui media sosial, opini publik cepat terbentuk. Penggalangan dukungan baik dari Dalam maupun Luar Negri dilakukan. Melalui media sosial pula, jalur komando terbentuk. Massa melakukan komunikasi dan koordinasi. Mobilisasi dan memusatkan massa pada suatu titik sangat efektif dengan cara ini.
twitter.com
Melihat fenomena #saveKPK #savePolri #saveIndonesia #saveNKRI akhir-akhir ini, kayaknya (menurut saya) sekali lagi Media Sosial akan memainkan peran hebatnya dalam pengaruhi opini publik dan memobilisasi massa. Sehingga, kebijakan pemerintah pun “ora keno ora”* akan dipengaruhinya.

Apakah Pemerintah Indonesia mengkhawatirkan adanya gerakan yang timbul dari Media Sosial? 
Bahkan, Pemerintah takut akan Media Sosial, selanjutnya lakukan pemblokiran terhadap beberapa situs media sosial seperti yang pernah dilakukan Tunisia, Mesir, Iran, RRT, dan Korea Utara?

Jika hal itu terjadi, yang saya takutkan hanya satu. Bagaimana nasib kami ANAK-ANAK ALAY yang tak berdosa ini?
Please Pak Joko, kemanakah kami harus memenuhi kebutuhan kami? kami juga bagian dari warga negara yang harus dipenuhi kebutuhannya. Kebutuhan akan eksis di media sosial. Masak harus pakai VPN untuk stalking si mbak manis, selain data pentingku kecuri, hati ini juga tercuri sama pesonanya. 

Para pelaku bisnis online yang tidak alay pun kena dampak. 

Selamat berevolusi wahai kaum alay…
Merdeka…!!!

*mau tidak mau, la budda, harus

Cara Membuat Email Account UNDIP

11:35 PM 28 Comments A+ a-



Anda Mahasiswa Universitas Diponegoro, tapi masih pakai akun pasaran?
Mending cobain ini deh.
Email account dengan alamat [nama mahasiswa]@student.undip.ac.id.
Alamat email ini dapat diperoleh secara gratis kok.
Selain lebih kece, pastinya akan memudahkan mahasiswa ketika berkomunikasi dengan peneliti maupun akademisi di dalam maupun luar negeri karena menggunakan alamat institusi yang jelas (undip.ac.id).
Untuk membuat email account silahkan registrasi di Student Email
Kemudian isi semua informasi yang diwajibkan sesuai dengan identitas yang berlaku.
Masukkan alamat email sesuai keinginan anda (please, don’t alay).
Setelah selesai semua, klik submit.
Tunggu beberapa hari hingga user dan password email anda dikirim.
Setelah mendapatkannya, email siap digunakan, yeyeyeye
Selanjutnya, untuk login bisa lewat email google

Menunggu Pemimpin Undip yang “Tidak Biasa”

11:08 PM 0 Comments A+ a-



Mungkin, judul tulisan ini oleh sebagian orang dianggap tidak sopan dan kurang beretika. Namun, penulis berniat untukdapat memberikan masukan kepada calon pemimpin Undip masa depan. Pemimpin yang diharapkan dapat mengantarkan Undip menjadisalah satu Universitas terkemuka di Indonesia dan mewujudkan cita-cita Undip menjadi Universitas Riset yang unggul pada tahun 2020.
Tahun 2014 merupakan tahun politik, di mana pesta demokrasi lima tahunan dirayakan. Semua partai politik, para calon legislatif, dan eksekutif sibuk menyusun strategi dalam pemilu beberapa bulan yang lalu. Ketegangan dalam pilpres pun mulai mereda. Kini, giliran perguruan tinggi yang berdiri pada tahun 1957 ini yang merayakan pesta demokrasi.Pasalnya, pada tanggal 29 September2014, Undip telah menentukan pemegang estafet kepemimpinan selanjutnya.
Sejak Bulan Juli silam, atmosfirpolitik semakin terasa di mana-mana. Para kandidat tampak semakinintens meraih simpati. Berbagai pertemuan untuk mendapat dukungan dari anggota Senat Universitas maupun melakukan pendekatan kepada mahasiswa melalui organisasi-organisasi kampus pun sudah terdengar seantero Undip. Setelah melalui tahap penyaringan calon rektor oleh anggota senat, dari empat bakal calon rektor yang mencalonkan diri, terpilihlah tiga calon rektor yang mengikuti proses selanjutnya. Tiga calon rektor tersebut adalah Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Prof.Drs. M. Nasir, M.Si, PhD, Ketua Jurusan Akutansi FEB Prof Dr M Syafruddin,Msi,Akt, dan Ketua Program Doktor dan Magister Ilmu Lingkungan Prof Dr.Ir.Purwanto, DEA.
Pertanyaan yang saya ajukan, sudahkah Undip menjadi salah satu universitas riset yang unggul dan terkemuka di Indonesia, sesuai visi yang dicanangkan hingga 2014 ini?Indikator yang mudah dilihat adalah menggunakan tujuh Standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).Namun, apabila mengacu pada tujuh standar tersebut,tulisan ini menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, saya mencoba menggunakan beberapa standar hasil identifikasi dan analisis yang saya ketahui.
Beberapa tahun terakhir, Undip menoreh prestasi yang luar biasa. Diantaranya, Kementerian Keuangan RI menobatkan Undip sebagai Satuan Kerja yang memiliki kinerja Badan Layanan Umum terbaik kedua di Indonesia untuk kategori perguruan tinggi tahun 2012. Selain itu, Undip menempati rangking 47 di dunia dan rangking tiga nasional kampus terhijau yang dirilis Greenmatric (okezone.com). Tahun 2014 pun, Undip berhasil menjadi tuan rumah dalam ajang bergengsi tingkat nasional, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 27.
Meski demikian, ada beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan oleh seluruh civitas akademika Undip, khususnya oleh rektor terpilih.Dengan segala rasa hormat dan apresiasi yang tinggi tanpa bermaksud mengenyampingkan upaya keras yang telah dilakukan oleh pemimpin Undip saat ini, mari kita lihat beberapa fakta berikut:
Pertama, menginjak usia ke-57 tahun (berdiri 1957), Undip telah memiliki 1.675tenaga pengajar. Dari jumlah tersebut,ada 267dosen (16 persen) bergelarDoktor dan 122diantaranya (7,4 persen) berpangkat Guru Besar. Persentase ini, kemudian dibandingkan dengan PTN lain yang memiliki beberapa kesamaan dengan Undip, diantaranya letak geografis dan tahun berdirinya, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad). Kedua universitas ini pun masih dalam proses menuju PTN Berbadan Hukum (PTN BH). Unpad memiliki 576 dosen bergelar Doktor dan 130dosen berpangkatGuru Besar dari 1.700-an jumlah totaltenaga pengajar (data tahun 2013). Di bidang ini, Undipcukup ketinggalan dengan Unpad.Jumlah tenaga pengajar di kedua Universitas tersebut berbanding terbalik dengan jumlah mahasiswa aktifnya. Undip mempunyai mahasiswa yang lebih banyak yakni 47.580 mahasiswa sedangkan Unpad sebanyak 41.743 mahasiswa.
Kedua, iklim penelitian dan penulisan di kalangan mahasiswa Undip belum begitu kentara. Data Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tahun 2013 menunjukan, dari 44.752 proposal yang diusulkan ke Diktidari seluruh Indonesia, Undip menyumbang 1307 proposal (2,9 persen) dan 231 proposal (3,2 persen dari 7300 proposal) diantaranya didanai Dikti. Selanjutnya, ada 13 tim PKM mahasiswa Undip yang dapat maju ke laga PIMNAS 27 dengan jumlah 440 tim yang berlaga di PIMNAS secara keseluruhan. Harapannya, iklim ilmiah dapat terbentuk karena ini merupakan salah satu indikator yang sering dilihat guna menilai kemajuan sebuah Universitas.
Ketiga, kemampuan ICT dalam menangani masalah keamanan masih belum optimal, sehingga website Undip beserta domain di bawahnya eror karena diretas. Padahal saat ini, website merupakan fasilitas vital yang dapat menyediakansistem informasi akademik dan informasi lainnya.
Tak heran, berdasarkan 100 besar peringkat PTN/PTS se Indonesia pada 2013 yang dirilis www.4icu.org, Unpad berada di urutan ke-6 sedangkan Undip berada di urutan ke-8. Situs tersebut adalah sebuah situs yang melakukan pemeringkatan universitas-universitas di dunia.
Sementara itu, apabila dilihat dari peringkat dunia yang dilansir www.topuniversities.com, Undipdan Unpad berada pada urutan yang hampir sama, yakni antara 701-750. Sedangkan berdasarkan akreditasi BAN-PT, Undip mendapat lima poin di bawah Unpad yang mendapat nilai 366, yakni 361.
Melihat berbagai fakta Undip saat ini, dengan meminjam istilah mantan Presiden RI, Soeharto, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus segera melakukan akselerasi secara progresif dengan menambah speed yang tinggi untuk mengejar ketertinggalan.Jika kita tidak mampu menyamai universitas yang sudah menjadi PTN BH, minimal kita dapat menjadi Universitas terbaik di Jawa Tengah. Untuk itu, kita tidak bisa lagi memiliki pemimpin yang “biasa-biasa” saja, namun kita harus memiliki pemimpin yang “tidak biasa” yang sanggup bekerja keras di atas rata-rata, yang mampu menjadikan kelemahan-kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman-ancaman menjadi peluang. Pemimpin yang berprinsip al-muhafazdotu ala qodimissholih, wal akhdu bil jadidil aslah, dapat melanjutkan kebijakan pemimpin terdahulu yang baik dan mampu membuat kebijakan terobosan baru yang lebih baik guna prestasi kampus tercinta Undip masa mendatang.Prof Nasir, rektor terpilih yang akan menjadi pemimpin baru Undip, kami percaya padamu.


NB: Ditulis Sabtu, 20 September 2014.
Tulisan dimuat di Tabloid Mahasiswa Universitas Diponegoro Manunggal Edisi II Tahun XIV Januari 2015 hal. 8.

Ini tulisan asli, yang dimuat sudah dipotong karena pertimbangan space yang terbatas.