10 Tips Beasiswa Luar Negeri yang Pasti Lolos

5:43 AM 2 Comments A+ a-

Saya menerima komentar atau email setiap hari terkait beasiswa luar negeri. Secara umum mereka bertanya persyaratan atau bahkan tips beasiswa luar negeri. Hasil dari berinteraksi dengan banyak orang itu, saya sudah punya sepuluh tips jitu yang menjamin kamu mendapatkan beasiswa luar negeri. Silakan disimak ya.

#1
Kamu tidak perlu pintar, tidak perlu IP tinggi, tidak perlu aktif organisasi, tidak perlu kreatif, karena basiswa luar negeri itu untuk orang orang biasa yang tidak istimewa. Semua pendaftar yang jumlahnya ribuan itu pasti diterima karena negara pemberi beasiswa tidak punya perhitungan strategis soal jumlah dana beasiswa yang mereka keluarkan. Jangan khawatir.

#2
Kamu tak perlu pintar berbahasa asing karena di luar negeri. Kamu akan menggunakan Bahasa Indonesia. Semua tugas makalah yang menumpuk, presentasi yang tiada henti dan pergaulan sehari hari menggunakan Bahasa Indonesia. Belanja di toko ikan juga menggunakan Bahasa Indonesia. Tidak perlu sibuk belajar Bahasa Inggris. Lebih baik kamu gunakan uang saku untuk beli HP baru, bukan kursus Bahasa Inggris, karena itu jauh lebih penting.

#3
Kamu tak perlu bisa menulis yang baik. Cukup tekun saja menulis di Twitter atau Facebook karena persyaratan essay untuk bisa diterima di perguruan tinggi luar negeri itu cukup 140 karakter saja kok. Tidak perlu belajar menulis yang komprehensif hingga ribuan kata dan mengartikulasikan dengan baik gagasanmu tetang hal hal baru. Kadang cukup dengan hashtag #eaaa atau twit nyinyir, essay kamu akan diterima dan dianggap luar biasa.

#4
Kamu tak perlu mencari sendiri tentang jurusan dan universitas yang tepat karena informasi itu akan datang sendiri ke inbox Facebook-mu, lengkap dengan persyaratan masuk dan rincian proses seleksi. Kadang-kadang Kamu cukup mention seseorang di Twitter lalu tanya persyaratan masuk sebuah perguruan tinggi maka orang itu akan berbaik hati menunda pekerjaannya lalu begadang berjam jam untuk membantu kamu untuk mengumpulkan informasi dengan membaca berlembar lembar petunjuk di website resmi sebuah perguruan tinggi di luar negeri. Tidak usah khawatir, pekerjaan dia memang seperti itu. Kamu tinggal menikmati saja. Tidak usah repot-repot.

#5
Kamu tak perlu belajar membuat CV yang bagus dan kreatif karena format CV bisa diperoleh dengan mudah di internet dan kamu tinggal meniru saja dengan mengganti nama. Petugas seleksi beasiswa tidak akan tahu kalau kamu menyontek format dan model CV karena mereka tidak paham caranya menggunakan Google untuk mengecek keberadaan dokumen di internet. Kamu juga tidak perlu berprestasi dalam hidup karena CV itu bisa dibuat buat seolah olah kamu berprestasi. Tidak akan ada yang tahu, tidak usah terlalu peduli.

#6
Tidak usah membeli buku untuk latihan TOEFL dan IELTS karena Bahasa Inggris. Kamu bisa tiba-tiba bagus hanya dengan menghabiskan waktu bermain online game Berbahasa Inggris. Semua soal TOEFL dan IELTS nanti terkait dengan online game, tidak perlu belajar khusus. Listening dan Reading juga gampang. Tidak ada bacaan panjang yang perlu pemahaman komprehensif, semuanya seperti twit yang pendek pendek dan random.

#7
Beasiswa luar ngeri itu sama dengan uang gratis, dan artinya Kamu tidak akan perlu keluar uang. Jadi tidak usah menabung. Kursus TOEFL tidak perlu, biaya menerjemahkan dokumen tidak perlu, biaya transportasi untuk mengurus administrasi tidak perlu, pengiriman berkas juga tidak perlu biaya sama sekali. Sebaiknya gunakan uang untuk membeli pulsa dan piknik setiap hari karena tanpa itu kamu tak bisa upload foto di Path. Jangan lupa untuk belajar motret yang bagus pakai HP. Itu yang penting.

#8
Jangan habiskan waktu membaca buku petunjuk beasiswa yang tebalnya puluhan atau ratusan halaman. Jika bingung tentang sesuatu, langsung saja email seseorang atau tanya di Twitter. Biarkan orang yang kamu tanya itu yang pusing membaca buku yang tebal itu dan sebentar kemudian dia akan berbaik hati meringkaskan untuk kamu dalam 14O karakter. Tentu saja orang itu akan melakukannya dengan senang hati karena dia pengangguran dan tidak punya kesibukan lain. Dia bahkan bersyukur karena mendapat kepercayaan dari kamu.

#9
Usahakan lebih percaya pada orang dibandingkan website atau buku informasi resmi. Jadi silakan ajukan pertanyaan kepada orang lain seperti “syarat TOEFL berapa”, “apakah ijazah perlu dilegalisir”, “formulir didapat di mana”, “berkas dikirim ke mana”, “dokumen yang dibutuhkan apa saja”. Situs resmi pasti tidak memuat informasi seperti ini karena ini termasuk informasi rahasia yang tidak boleh ditulis di situs resmi. Tanyakan kepada orang yang memiliki kemampuan seperti dukun.

#10
Inilah tips beasiswa luar negeri yang terakhir. Percayalah pada informasi tentang beasiswa yang tertulis di blog atau di forum-forum diskusi atau broadcast BBM karena informasi itu pasti benar. Kamu tak perlu melakukan verifikasi atau pengecekan dengan membaca situs resmi atau menelpon ke penyelenggara beasiswa.

Selamat menerapkan sepuluh tips beasiswa luar negeri di atas dan saya jamin kamu akan mendapatkan beasiswa luar negeri besok sore. Percayalah. Beasiswa itu ibarat durian runtuh. Suatu ketika akan jatuh dari langit dengan cuma-cuma.

*Oleh : Made Andi Arsana, Dosen Teknik Geodesi UGM, mendapatkan beasiswa Master, AusAID, 2004-2006 & Doctor, AusAID, 2008-2014. Banyak menulis tentang Beasiswa Luar Negeri.
Sumber: http://jogjastudent.com/tips-beasiswa-luar-negeri/

Governing the Global Economy

11:14 PM 0 Comments A+ a-

Salah satu pendekatan kajian ekonomi yang membahas konsep kebijakan institusi ekonomi dan interdependensi adalah neoliberal institusional. Dalam memahami dunia politik dan menyelesaikan permasalahan dalam isu hubungan internasional, para ahli telah berupaya untuk menemukan dan menciptakan suatu perspektif yang tepat sebagai sebuah cara pandang.

Ada enam asumsi dasar yang menjadi fondasi dari neoliberalisme. pertama, neoliberalisme menyakini bahwa negara merupakan aktor yang paling penting dalam hubungan internasional (HI). Kedua, negara sebagai aktor utama dalam HI dan di dalam pemahaman neoliberal negara sebagai aktor rasional. Ketiga, politik internasional sering kali ditandai oleh masalah aksi bersama (collective action problem). Keempat, politik internasional secara substansi ditentukan oleh struktur kepentingan negara. Kelima, politik internasional juga dipengaruhi oleh karakter anarki dari sistem internasional. Keenam, dampak dari struktur kepentingan negara dan anarki dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jumlah aktor, institusi internasional dan tingkat ketergantungan.

Perdebatan panjang antara realis dan idealis. Realis menekankan bahwa kekuasaan dan power adalah variabel yang mampu menjelaskan prilaku internasional yang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional, dimana negara merupakan aktor penting dalam politik internasional. Sedangkan idealis menyatakan bahwa negara bukan satu-satunya unit sistem yang ada dalam sistem internasional, idealis menegaskan bahwa ada sektor-sektor lain yang juga berperan dalam HI. Asumsi idealis yaitu adanya keselarasan kepentingan otomatis dalam hubungan antarnegara, tentang sangat pentingnya peran hukum dan organisasi internasional atau tentang adanya pengaruh opini publik yang suka damai. Diantara kedua perspektif berkembang untuk memperbaharui dan bereaksi terhadap perspektif yang lainya dalam memahami bagaimana dunia politik berlangsung. Realis kemudian berkembang menjadi neorelis (realis struktural) yang memandang bahwa sistem internasional bersikap anarki dan tidak terpusat (desentralisasi). Sedangkan idealis berkembang menjadi liberalis.

Dari kedua pandangan yang ada antara neorealis dan liberalis, neoliberalis institusional muncul sebagai teori yang memiliki beberapa kesamaan pandangan yang ada pada keduanya. Layaknya neorealis, neoliberalisme institusionalisme juga menggunakan teori struktural politik internasional dan meyakini bahwa sistem internasional bersifat anarki dan desentralisasi, serta menekankan negara sebagai aktor kunci dalam dunia politik. Sedangkan melalui kesamaan perpektif dari liberalisme, neoliberalisme institusional juga sepakat tentang penekanan liberalis yang menekankan pentingnya peran manusia menciptakan institusi dalam mempengaruhi bagaimana agregasi aktor dalam membuat keputusan bersama. Dalam hal ini liberalisme menekankan pentingnya proses perubahan politik dibandingkan struktur yang tetap dalam dunia politik. Dan perubahan institusi merupakan hasil dari tindakan manusia, yang dapat mengubah ekspektasi dan proses yang ada sehingga dapat memberikan pengaruh pada prilaku negara.

Robert Keohane, sebagai tokoh yang menjelaskan pemahaman neoliberalisme institusional memberikan penekanan pada pemahaman institusional dalam politik internasional, bahwa tidak hanya pemerintah yang merupakan partikel utamanya, namun lebih daripada itu bahwa dunia politik sebenarnya lebih terinstitusionalnya. Berarti  prilaku-prilaku yang ada di dalam dunia politik akhirnya akan berefleksi membentuk aturan-aturan, norma dan konvesi yang kemudian artinya tersebut diinterpestasikan dalam kesepahaman.

Neoliberalisme institusional juga berasumsi bahwa relasi antar-negara adalah berdasarkan kepentingan nasional yang hanya dapat tercapai jika dilakukan kerjasama. Tidak ada negara yang mampu memenuhi kebutuhan domestiknya sendiri sehingga negara harus melakukan kerjasama. Kerjasama tidak hanya dapat dilakukan oleh aktor negara, melainkan juga aktor non-negara dan individu dalam negara tersebut, sehingga interaksi global tidak lagi terdikotomi dalam istilah high politics yang diwakili oleh isu-isu politik dan keamanan, dan low politics yang didominasi isu ekonomi dan lingkungan, melainkan semua isu tersebut menjadi sama derajatnya. Dengan kata lain isu lingkungan, ekonomi, sosial-budaya, bahkan seni telah menjadi isu yang semakin penting.

Keuntungan absolut (absolute gain) adalah keuntungan yang dapat diperoleh setiap negara dalam melakukan interaksinya dengan negara lain dengan bentuk kerjasama. Hanya dengan kerjasama negara dapat meraih hasil yang pasti (absolut). Pemikiran liberal memandang keuntungan dari kerjasama tersebut absolut didapat setiap negara meski tidak mungkin kedua negara mendapatkan keuntungan yang sama besar. Namun liberal memastikan setidaknya keuntungan akan diraih bagi negara yang dapat melakukan kerjasama.

Sifat kerjasama yang mampu menghasilkan keuntungan absolut ini tidak datang dengan sendirinya. Ada prakondisi yang harus dipenuhi dalam mencapai keuntungan tersebut. Karena pada dasarnya liberal juga mengakui atur negara yang anarki dan memiliki kecenderungan konfliktual. Para pemikir liberal mensyaratkan adanya organisasi internasional (institusi internasional) yang harus berperan sebagai pengorganisasi dan pengatur interaksi antar negara tersebut. Dengan membentuk organisasi di luar institusi negara, pemikir liberal percaya perilaku curang dapat diminimalisir bahkan dihilangkan (dengan mekanisme peraturan dan hukum internasional). 

Governing the Global Economy dalam Global Political Economy (Chapter 15)-Robert Gilpin

Hubungan Transnational Organized Crime dan Konflik (Studi Kasus : ISIS di Irak)

7:45 AM 1 Comments A+ a-


Pendahuluan

Transnational Organized Crime (TOC) is a global challenge posing serious threats to our collective peace and security. But in conflict-affected and fragile states the threats of transnational organized crime present particular and insidious challenges requiring new and innovative responses. Not only does TOC undermine the strength of the state, it further affects the critical and often contested relationship between the state and society. In fragile and conflict-affected states it is precisely the degraded nature of this relationship that often prevents progress toward greater peace and prosperity. While there is now an established correlation between conflict and state fragility, much less is understood about the relationship between transnational organized crime, conflict, and fragility. This report examines the dynamics between conflict, state fragility, and TOC, demonstrating how the three fit together in an uneasy triumvirate, and it presents ideas for a more effective response.[1] (Locke, Rachel 2012, Organized Crime, Conflict and Fraglity : A New Approach. New York : IPI, page 1)

Dalam buku tersebut, Locke menyatakan bahwa Kejahatan Terorganisasi Transnasional (TOC) merupakan sebuah tantangan global dan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan dunia.  Dimana organisasi ini akan membuat memicu terjadinya konflik. Jika Negara tersebut sudah memiliki konflik yang belum usai, TOC akan memperkeruh sehingga konflik lama menjadi semakin pelik dan tidak kunjung selesai bahkan akan cenderung memunculkan konflik baru. Sehingga Negara akan penuh dengan konflik yang kompleks dan tambah sulit untuk dipecahkan.

reportingproject.net

Negara yang sedang dilanda konflik terutama konflik internal dalam Negara tersebut seperti perang saudara, perang etnis, suku dan perang berbasis agama cenderung akan memiliki kekuatan (power) yang lemah, bisa dikatakan Negara akan menjadi rapuh tidak sekuat negara yang tidak memiliki konflik. Hal ini bisa dijelaskan dengan analogi tubuh yang sedang terkena penyakit malah ditambah diberi racun dari luar. Tubuh yang rapuh akan semakin rapuh dan akan lebih sulit untuk diselamatkan.

Sebenarnya kerapuhan suatu Negara akibat konflik ini lah yang juga menjadi pemicu Negara tersebut mudah untuk dimasuki TOC atau bahkan memicu munculnya TOC dari Negara tersebut. Ketika kondisi sosial, ekonomi dan politik Negara sedang lemah, Negara akan sulit mengendalikan elemen yang ada di dalam Negara tersebut seperti kelompok pelaku ekonomi, kelompok ras suku, kelompok agama, maupun kelompok kepentingan atau politik. Pada sisi lain, masyarakat (rakyat) tetap harus dipenuhi kebutuhannya seperti kebutuhan ekonomi. Ketika Negara tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat maka organized-crime lah yang kemudian muncul guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut melalui perdagangan gelap.[2] Seperti yang dikemukakan oleh Kelly, yang dikutip Olii (2005)[3]:

“…As some scholars have pointed out, until some mobile and newly-formed social groups will not be allowed to have access to the legitimate economic arena and the legitimate structure of the society, through social and economic improvements aimed at reconnecting them to their communities, organized criminality will persist...”

{terjemahan bebas: seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli, hingga terdapat kelompok sosial bentukan baru dan mampu berpindah tidak dibiarkan memiliki akses pada arena ekonomi yang sah dan struktur sah dari masyarakat mencoba menyatukan kelompok tersebut kembali kepada masyarakat melalui perbaikan ekonomi dan sosial, organized criminality akan tetap hidup.}

Finckenauer menjelaskan bahwa penyebab terjadinya kejahatan transnasional adalah adanya ketimpangan kondisi sosial ekonomi. Ketimpangan ini memicu terjadinya migrasi yang nantinya berkembang menjadi human trafficking. Begitu juga ketika terjadi keinginan untuk memenuhi kebutuhan barang tetapi penyedia barang tersebut berasal dari Negara lain atau sebaliknya pengguna barang ada di Negara lain, maka akan mendorong terjadinya kejahatan lintas Negara (Transnational Crime).[4]

Hal ini diperkuat oleh Locke (2012), sekitar setengah dari semua transaksi terlarang di dunia berlangsung di negara-negara yang mengalami berbagai mekanisme penegakan hukum yang lemah, rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi, kapasitas pemerintah yang tidak memadai, dan perpecahan sosial yang signifikan. Jaringan TOC selanjutnya mengikis legitimasi negara dengan memicu peningkatan terjadi korupsi dan bersaing dengan negara dalam penyediaan layanan kepada rakyatnya.[5]

Kelly menunjukkan bahwa kondisi ekonomi suatu Negara merupakan salah satu faktor pemicu munculnya atau berkembangnya Organisasi Kejahatan. Pada awalnya mungkin organisasi tersebut cakupannya (scope) hanya dalam suatu wilayah Negara saja. Namun, ketika kebutuhan akan pemenuhan ekonomi memerlukan adanya pasokan dari Negara lain, maka perdagangan antar-negara akan sangat mungkin terjadi. Kegiatan perdagangan maupun bisnis yang mereka lakukan bisa berupa kegiatan legal maupun ilegal. Nah, hal ini lah yang lambat-laun akan berkembang menjadi Transnational Organized Crime.

Jika melihat fenomena di atas, akan terlihat begitu eratnya hubungan (korelasi) antara kejahatan yang dilakukan oleh TOC maupun keberadaan TOC itu sendiri, konflik di suatu negara dan kerapuhan yang terjadi di suatu negara. Ketiganya saling mempengaruhi dan sulit untuk dipisahkan. Akan sulit menyelesaikan konflik di Negara tersebut jika TOC masih mempunyai kekuatan besar sedangkan Negara mempunyai kekuatan yang lemah. Hal ini lah yang menuntut adanya resolusi konflik yang lebih tepat dan efektif agar dapat menyelesaikan konflik di Negara tersebut. Resolusi konflik yang dilakukan tanpa menimbulkan bibit perpecahan baru yang akan menjadi bom waktu yang suatu saat dapat meledak dan timbul konflik lagi yang mungkin akan lebih besar dan luas.

Studi kasus ISIS (Spesifik di Irak)

a. Sekilas tentang Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS)[6]

ISIS lahir dalam proses Perang Suriah. Secara umum, upaya penggulingan Presiden Suriah, Bashar Assad, dilakukan oleh dua faksi. Pertama, faksi sekuler yang mengusung narasi demokratisasi. Namun narasi ini tidak berhasil. Demo-demo anti Assad tidak pernah mencapai klimaks seperti terjadi di Tunisia atau Mesir. Akhirnya, kelompok-kelompok bersenjata pun turun ke lapangan, diinisiasi oleh jaringan jihad Al Qaida Irak yang membentuk Jabhah Al Nusra di Suriah. Selain Al Nusra, ada puluhan kelompok jihad lainnya yang ikut bertempur dengan cara-cara khas Al Qaida, meledakkan bom di kerumunan sipil, bom bunuh diri, dan pembantaian massal dengan cara-cara non-militer, misalnya dengan menggorok leher. Meski terdiri dari banyak kelompok, para jihadis itu membawa narasi yang sama: penegakan khilafah dan penggulingan Rezim “Syiah” Assad.

ramalanintelijen.net

Problem utama muncul di titik ini: mereka menggunakan informasi palsu yang sangat masif untuk membuktikan dosa Assad. Misalnya, foto korban pembantaian tentara AS di Irak, atau video kekerasan di Jordan, disebut sebagai korban kekejaman Assad. Media-media berlabel Islam bergandengan tangan dengan media mainstream menyebarluaskan foto-foto palsu mengerikan yang menimbulkan histeria kaum Sunni yang mengira saudara seakidah mereka dibantai oleh kaum Syiah. Narasi anti-Syiah ini berhasil membuat puluhan hingga ratusan ribu Muslim dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong datang ke Suriah untuk ‘berjihad’.

Bulan April 2013 menjadi titik balik dari Perang Suriah. Saat itu, dua kelompok bersenjata yang sama-sama lahir dari rahim Al Qaeda, mulai berseteru. Abu Bakr al-Baghdadi (pemimpin Al Qaida Irak) menyatukan ‘perjuangan’ di Irak dengan Suriah, dengan membentuk Negara Islam Irak-Suriah (ISIS). Deklarasi ini ditentang oleh kelompok Jabhah Al Nusra pimpinan Al Julani. Lalu, dimulailah pertikaian di antara kedua kubu, mereka mengafirkan dan saling bantai dengan cara-cara mengerikan: menggorok leher atau membakar kepala terpenggal.

Dan inilah ideologi dasar kelompok-kelompok jihad Suriah dan Irak itu: takfirisme. Mereka merasa sah berperang dan membunuh siapa saja yang dianggap kafir. Definisi kafir menjadi semakin bias: bahkan sesama Muslim pun bisa didefinisikan kafir. Sayangnya, ini pula ideologi yang dimiliki oleh ormas-ormas (dan partai tertentu) di Indonesia yang sejak awal Perang Suriah terang-terangan menyatakan dukungan kepada para ‘mujahidin’. Satu-satunya alasan dukungan mereka adalah ‘kekafiran’ Rezim Assad.

Mereka dulu menolak melihat konflik dari sudut pandang yang lebih luas. Misalnya, aspek geopolitik dan sikap frontal Suriah terhadap Israel. Sebagaimana terdokumentasi dengan jelas, Suriah selama ini justru pendukung utama perjuangan Hamas. Khaled Mashal selama bertahun-tahun berkantor di Damaskus dan mendapatkan perlindungan keamanan penuh. Oleh UNHCR, Suriah pun tercatat sebagai negara pemberi pelayanan terbaik kepada pengungsi Palestina.

b. Analisis Kasus

Pasca invasi AS, Negara Irak mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan sosial, ekonomi, dan politik sebagai akibat dari perang antara AS dengan Irak.[7] Setelah rezim Saddam Hussein tumbang, muncul perubahan sosial yang drastis sehingga mengarah ke perang saudara antar rakyat Irak itu sendiri, yakni antara para pendukung Saddam Hussein dan pihak yang kontra terhadap Saddam. Suasana semakin panas dengan adanya pertikaian antara kelompok Sunni dan kelompok Syiah, serta ditampah pelik dengan keberadaan suku Kurdi yang merasa berhak terhadap tampuk pemerintahan Irak. Jadi bisa disimpulkan bahwa aktor (elements of conflict) yang berperan dalam konflik tersebut adalah rakyat Irak pro-Saddam Hussein, rakyat kontra-Saddam Hussein, Suku Kurdi, dan etnis Sunni-Syiah serta campur tangan pihak AS yang ingin menguasai minyak di Irak.

Melihat kondisi tersebut, seperti yang dinyatakan oleh Wallensteen (2004), conflict is a social situation in which minimum of two actors strike to acquire at the same moment in time an available set of scare resources, pasca invasi AS, Irak bisa dikatakan bahwa Irak sedang mengalami konflik. Terdapat lebih dari dua aktor dalam konflik di Irak dalam waktu bersamaan dan merebutkan sumber daya yang sama yakni kekuasaan atas politik dan ekonomi, serta sosial-agama.

AS menambah pelik konflik di Irak. Dalam bidang ekonomi, AS berkeinginan untuk menguasai lading minyak di Irak. AS berusaha memasukkan perusahaan-perusahaan swasta miliknya dalam program rekonstruksi infrastuktur minyak di Irak. Dan di bidang politik secara umum, serangan AS yang bertujuan untuk  menegakkan demokrasi di Irak telah berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein yang dianggap otoriter oleh AS. Namun, seperti yang sudah diungkapkan di atas, invasi tersebut memunculkan konflik baru.

Ketika AS invasi Irak, rezim Saddam Hussein tumbang.  AS ikut campur dalam pembentukan pemerintahan yang baru sedangkan rakyat Irak sendiri menginginkan untuk mandiri dan membangun Negaranya sendiri tanpa campur tangan Negara lain termasuk AS.[8]

Dalam pernyataanya Dr. Lubna Naji, seorang pengamat, menyatakan bahwa keberadaan AS di Irak membawa permasalahan dan kekacauan di negara tersebut:

“Everyone is to blame when it comes to Iraq. Everyone has harmed this country really bad. The occupation made a mess, and as for our politicians, we know how they are, they just don’t stop getting it wrong. And don’t forget the Iraqi people themselves. They ate the bait, they fell into the trap.”[9]

Kekuatan (power) pemerintah baru terlihat lemah. Kekuatan pemerintah baru untuk mengelola sumber daya ekonomi pun semakin berkurang. Diperparah dengan hancurnya infrastruktur dan fasilitas umum pasca perang. Kerusakan tersebut menghambat perekonomian Irak, padahal masyarakat tetap butuh akan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Hal ini memicu terjadinya bisnis-bisnis dari pihak non-pemerintah Irak baik dari swasta dalam negri maupun swasta yang dibawa oleh AS.

Dipicu dengan faktor –faktor tersebut muncullah aktor baru. Di daerah Irak Utara yang didominasi oleh Suku Kurdi yang beraliran Islam Sunni muncul gerakan baru yang tertulari oleh gerakan yang ada di Syiria untuk menumbangkan Rezim Assad. Gerakan tersebut merupakan perluasan wilayah dari ISIS yang pada awalnya berasal dari Syiria.

news.atjehcyber.net

ISIS sebagai salah satu aktor dalam konflik ini memperparah konflik di Irak. ISIS termasuk TOC, sebuah organisasi kejahatan transnasional yang terorganisir. Guna tetap melakukan perlawanan, ISIS mau tidak mau harus memiliki kekuatan ekonomi yang kuat pula. ISIS disinyalir merupakan kelompok teroris terkaya di seluruh dunia. [10] Untuk memperoleh penguasaan ekonomi tersebut, ISIS menjarah uang dan emas batangan yang disimpan di bank di kota Mosul sebesar 500 miliar dinar Irak atau lebih dari Rp50,2 triliun. Selain itu, ISIS mengendalikan beberapa ladang minyak di Najma, Qayara, Himreen, Ajeel, Balad, Ain Zalah dan Batma serta sejumlah besar gudang penyimpangan gandum di Irak. Minyak tersebut dijual di pasar Internasional dengan harga di bawah harga pasar.[11] ISIS juga menguasai bendungan terbesar Irak yang dikenal sebagai Bendungan Mosul di Sungai Tigris yang digunakan sebagai pembangkit listrik setelah mengalahkan pasukan Kurdi.[12] Selain itu, ISIS juga berhasil merampas tank-tank buatan Amerika Serikat, helikopter Blackhawk, kendaraan Humvee, pesawat kargo dan persenjataan lainnya.

Jika dianalisis menggunakan Rational Calculation, ISIS melakukan konflik karena mereka berfikir akan mendapatkan keuntungan dengan adanya konflik tersebut. Dengan berkonflik, maka ISIS akan mendapat sorotan dunia sehingga dapat menarik simpati dari orang-orang yang mempunyai keinginan sama dengannya, yakni penegakan Negara Islam (Khilafah). Keinginan ISIS ini terbukti dengan membanjirnya bantuan dana dari perseorangan dan datangnya ribuan warga asing di luar Irak dan Syiria yang ingin ikut berjuang (jihad) di wilayah Irak dan Syiria, termasuk dari Indonesia.

Jika dianalisis memakai Basic need, ISIS melakukan konflik karena mereka merasa kaum yang tidak terakomodir hasrat politiknya dan merasa terabaikan di pemerintah sebelumnya. Namun, aktor yang paling tepat untuk dianalisis memakai analisis ini adalah Suku Kurdi yang berada di Irak Bagian Utara dan kelompok kontra-Saddam Hussein. Sudah dijelaskan di atas, pasca invasi AS, Irak mengalami kemerosotan ekonomi yang parah. Infrastruktur dan fasilitas umum rusak. Masyarakat mengalami Deprivasi, selanjutnya frustasi dengan ketidak tercukupinya kemakmuran. Pada titik tertentu, frustasi tidak dapat dibendung lagi dan akhirnya muncullah agresi yang berujung pada konflik.

www.telegraph.co.uk

Hingga tulisan ini diselesaikan, konflik di Irak belum juga usai. Jika digambarkan melalui Conflict Dynamics, konflik di Irak belum mengalami de-escalation. Latent conflik seperti konflik agama dan etnis merupakan cikal bakal konflik, diperparah dengan adanya TOC berupa ISIS. Resolusi konflik yang dijalankan PBB belum juga menuai hasil. Jika mengacu pada analisis-analisis ini, ada beberapa langkah yang seharusnya diambil oleh PBB untuk melemahkan aktor-aktor tersebut, yakni (1) mengurangi bantuan kepada semua aktor yang berkonflik, (2) membatasi perdagangan dan investasi terutama dengan pihak ISIS yang mempunyai minyak sangat melimpah, (3) dan kerahkan Intervensi Militer (Military Intervention). Setelah pihak-pihak yang bertikai itu kehabisan sumber daya maka secara otomatis konflik akan mereda.

Kesimpulan

Kejahatan Terorganisasi Transnasional (TOC) merupakan sebuah tantangan global dan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan dunia.  Jika suatu Negara memiliki konflik internal seperti konflik etnis, agama, atau perang saudara yang belum usai, TOC akan memperkeruh sehingga konflik lama menjadi semakin pelik dan tidak kunjung selesai bahkan akan cenderung memunculkan konflik baru. Penyebab terjadinya kejahatan transnasional adalah adanya ketimpangan kondisi sosial ekonomi, mekanisme penegakan hukum yang lemah, rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi, kapasitas pemerintah yang tidak memadai, dan perpecahan sosial yang signifikan.

Terdapat hubungan (korelasi) yang erat antara TOC, konflik di suatu negara dan kerapuhan yang terjadi di suatu negara. Ketiganya saling mempengaruhi dan sulit untuk dipisahkan. Akan sulit menyelesaikan konflik di Negara tersebut jika TOC masih mempunyai kekuatan besar sedangkan Negara mempunyai kekuatan yang lemah. Hal ini lah yang menuntut adanya resolusi konflik yang lebih tepat dan efektif agar dapat menyelesaikan konflik di Negara tersebut. Misal Irak yang dimasuki oleh ISIS.

Langkah-langkah yang seharusnya diambil oleh PBB untuk melemahkan aktor-aktor tersebut, yakni (1) mengurangi bantuan kepada semua aktor yang berkonflik, (2) membatasi perdagangan dan investasi terutama dengan pihak ISIS yang mempunyai minyak sangat melimpah, (3) dan kerahkan Intervensi Militer (Military Intervention). Setelah pihak-pihak yang bertikai itu kehabisan sumber daya maka secara otomatis konflik akan mereda. Tapi pertanyaan yang muncul selanjutnya, apakah kita harus menunggu konflik tersebut hingga usai dan memakan lebih banyak korban lagi?


Endnote

[1] (Locke, Rachel 2012, Organized Crime, Conflict and Fraglity : A New Approach. New York : IPI, page 1)

[2] Olii, Mohammad Irvan (2005). Sempitnya Dunia, Luasnya Kejahatan? Sebuah Telaah Ringkas tentang Transnational Crime, mengutip Massari dari Beare, M. (2000), ‘Structures, Strategies and Tactics of transnational Criminal Organizations: Critical issues for Enforcement”, Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 4 No. I September 2005 : 14 - 27

[3] Ibid.

[4] Olii, Mohammad Irvan (2005). Sempitnya Dunia, Luasnya Kejahatan? Sebuah Telaah Ringkas tentang Transnational Crime, mengutip James O. Finckenauer, “Meeting the Challenge of Transnational Crime”, National Institute of Justice Journal, July 2000.

[5] Locke, Rachel. (2012). Organized Crime, Conflict and Fraglity : A New Approach. New York : IPI. Page 1

[6] Dina Y. Sulaeman ,ISIS dan Sejarah Panjang Ideologi Kebencian dimuat dalam Harian Pikiran Rakyat, 26 Agustus 2014

[7] Diana Puspita, Irak Pasca Invasi Amerika Serikat. Skripsi Universitas Lampung (http://digilib.unila.ac.id) diakses pada 6 November 2014

[8] Sumargono (2010). Irak Setelah Jatuhnya Rezim Saddam Hussein Tahun 2003-2005. Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (digilib.uns.ac.id) diakses pada 6 November 2014

[9] Chohan, Aneka. Future Of Iraq. (2012). http://blogs.thenews.com.pk/blogs/2012/01/thefuture-

of-iraq/ Skripsi. Universitas Gajah Mada.

[10] Kuasai Kota Irak, ISIS Jadi Teroris Terkaya di Dunia. dunia.news.viva.co.id/news/read/512619-kuasai-kota-irak--isis-jadi-teroris-terkaya-di-dunia diakses pada 6 November 2014

[11] ISIS Kuasai 7 Ladang Minyak Irak. www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/14/naaskt-isis-kuasai-7-ladang-minyak-irak diakses pada 6 November 2014
[12] ISIS Kuasai Bendungan Terbesar dan Ladang Minyak Irak

Senin, 4 Agustus 2014 | 10:00 WIB http://internasional.kompas.com/read/2014/08/04/10002901/ISIS.Kuasai.Bendungan.Terbesar.dan.Ladang.Minyak.Irak diakses pada 6 November 2014


Referensi


Chohan, Aneka. Future Of Iraq. (2012). http://blogs.thenews.com.pk/blogs/2012/01/thefuture-of-iraq/ Skripsi. Universitas Gajah Mada.

Diana Puspita, Irak Pasca Invasi Amerika Serikat. Skripsi Universitas Lampung (http://digilib.unila.ac.id) diakses pada 6 November 2014

Dina Y. Sulaeman ,ISIS dan Sejarah Panjang Ideologi Kebencian dimuat dalam Harian Pikiran Rakyat, 26 Agustus 2014

Locke, Rachel 2012, Organized Crime, Conflict and Fraglity : A New Approach. New York : IPI.

Olii, Mohammad Irvan (2005). Sempitnya Dunia, Luasnya Kejahatan? Sebuah Telaah Ringkas tentang Transnational Crime,

Sumargono (2010). Irak Setelah Jatuhnya Rezim Saddam Hussein Tahun 2003-2005. Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (digilib.uns.ac.id) diakses pada 6 November 2014

http//dunia.news.viva.co.id/news/read/512619-kuasai-kota-irak--isis-jadi-teroris-terkaya-di-dunia. Kuasai Kota Irak, ISIS Jadi Teroris Terkaya di Dunia. diakses pada 6 November 2014

http://internasional.kompas.com/read/2014/08/04/10002901/ISIS.Kuasai.Bendungan.Terbesar.dan.Ladang.Minyak.Irak diakses pada 6 November 2014

http//www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/14/naaskt-isis-kuasai-7-ladang-minyak-irak. Kuasai Kota Irak, ISIS Jadi Teroris Terkaya di Dunia. diakses pada 6 November 2014

Angkat Masalah Ekspor Jawa Tengah, Mahasiswa HI Undip Juarai LKTI Nasional

6:51 AM 0 Comments A+ a-

Mengangkat masalah Ekspor Produk Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Mahasiswa Hubungan Internasional Undip berhasil memperoleh Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional mengalahkan tim-tim dari universitas lain se-Indonesia. Event tersebut diselenggarakan oleh Forum Studi Mahasiswa Pengembangan dan Penalaran di Universitas Brawijaya baru-baru ini (23/11).
Delegasi Undip
Faiz Balya Marwan (HI UNDIP 2012), Muhammad Subhan (HI UNDIP 2012), dan Alan Ray Farandy (FEB 2012) berhasil merebut gelar juara pertama pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Nasional (LKTIN) GANESA 3 di Universitas Brawijaya (UB) Malang. Dalam event yang diselenggarakan oleh Forum Studi Mahasiswa Pengembangan Penalaran (FORDI MAPELAR) Universitas Brawijaya tersebut, tim HI Undip mengangkat judul “Agricultural Product Distribution Center (APDC) : Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Petani Melalui Pengoptimalan Distribusi Produk Pertanian (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah)”.
Bersama Sang Juara
Ketua tim, Faiz, mengatakan bahwa penelitian ini berawal dari rasa prihatin terhadap kondisi perekonomian petani di Jawa Tengah. Sektor Pertanian mulai ditinggalkan oleh kawula muda  karena identik dengan kemiskinan. Padahal sebagian besar penduduk Jateng menggantungkan diri pada sektor pertanian. “Sungguh ironis,” ujar Mahasiswa HI yang menjadi staf Departemen Keilmuan dan Analisis HMHI Undip tersebut.
“APDC merupakan hasil dari penelitian kami dilapangan yang menemukan adanya ketidakadilan keuntungan yang didapatkan oleh para petani Indonesia dari transaksi ekspor hasil pertanian. Dengan konsep APDC, kami berharap dapat menjadi jalan bagi semua elemen seperti pemerintah, peneliti, petani, dan swasta untuk bersama-sama membangun pertanian Indonesia” ujar Subhan, salah satu anggota tim. Dengan gagasan yang ditawarkan tersebut, harapannya kesejahteraan petani khususnya di Jawa Tengah akan meningkat dan berimbas pada perekonomian Nasional.
Konferensi Nasional
“Saya bangga atas diraihnya gelar juara pertama pada lomba karya tulis. Mereka telah mengharumkan nama Prodi Hubungan Internasional dan Undip. Dengan prestasi tersebut membuktikan bahwa walaupun HI merupakan prodi yang relatif baru tapi mampu menelurkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi,” kata Ketua Program Studi Hubungan Internasional Undip, Tri Cahyo Utomo.

Dimuat dalam portal resmi Hubungan Internasional Undip tanggal 3 Desember 2014.
Contributor : Faiz dan Subhan

“Lupakan Soal Beasiswa, Kamu Pejuang Malas!”

6:49 AM 0 Comments A+ a-

Tentu saja tulisan ini bukan untuk Anda, pembaca yang budiman. Tulisan ini adalah untuk orang yang tidak Anda kenal. Orang yang memiliki keinginan untuk mendapatkan beasiswa luar negeri tetapi tidak sadar kalau dirinya menderita kemalasan stadium tinggi. Saya menyebutnya pejuang malas dengan ciri-ciri seperti ini:

1.     Menanyakan hal-hal yang sebenarnya ada di website atau buku panduan beasiswa. Mereka malas membaca.

2.    Selalu mengatakan ‘tes TOEFL/IELTS mahal banget’ tapi malas menabung dan tetap rajin nongkrong di cafe ;)

3.    Sibuk berpikir caranya lolos beasiswa meskipun tidak memenuhi syarat. Mereka tidak fokus berusaha agar bisa memenuhi syarat. Anehnya, dengan begitu mereka merasa kreatif.

4.    Mudah bertanya “syarat beasiswanya apa saja?” Seakan itu satu rahasia yang tidak ada di website atau buku panduan (terutama jika ditanyakan lewat email ketika penanya memiliki akses internet yang memadai).

5.    Bertanya “jurusan yg cocok buat saya apa ya?” seakan orang lain lebih paham tentang dirinya. Untuk menggali bakat dan minat sendiri saja mereka malas.

6.    Bahkan bertanya “berkas lamaran dikirim ke mana ya?” Seakan itu sandi rahasia yg tabu ditulis di buku panduan.

7.    Menyangka topik penelitian didapat dengan bertanya “tema tesis yg bagus apa ya?” bukan dari membaca penelitian yang sudah ada.

8.    Latihan essay IELTS 250 kata malas sekali tetapi ngetwit nyinyir pada orang bisa dari sore sampe subuh @dipataruno.

9.    Lupa satu hal penting: jika beasiswa bisa didapat dengan cara yang dipakai mereka, berarti semua orang bisa dapat beasiswa.

10. Lupa pertanyaan renungan pejuang beasiswa: “Apa bedanya perjuangan saya dengan pejuang lain dan mengapa saya yang harus terpilih?”

11.  Merasa kursus TOEFL dua juta mahal banget tapi selalu semangat ganti HP baru.

12. Merasa buku IELTS/TOEFL mahal dan lebih baik pinjem sementara tetap kenceng merokok atau rajin ke salon.

13. Semangat gonta ganti lensa kamera tapi selalu berharap dapat buku petunjuk beasiswa tanpa membeli.

14. Bangga membeli tas baru bermerek tapi tidak merasa bersalah membaca buku TOEFL hasil fotokopian.

15. Malu pakai jam tangan imitasi tapi merasa keren bisa download buku TOEFL/IELTS secara ilegal.

Anda tentu tidak memenuhi kriteria di atas karena Anda adalah pejuang hebat. Jika ada orang yang seperti demikian, katakan pada mereka “lupakan soal beasiswa luar negeri karena kamu pejuang malas!”


Dikutip tanpa ubah dari http://madeandi.com/

Semoga bisa me-NAMPAR kita duhai Pejuang Malas…!!


Move on, move on

Membidik Perdagangan Bebas dari Kaca Mata Petani Indonesia

7:41 AM 0 Comments A+ a-

Dalam tulisan tersebut, Gilpin mencoba menjelaskan tentang sistem perdagangan internasional yang bebas. Perdagangan Bebas adalah meniadakan campur tangan pemerintah dalam sistem perdagangan, dimana perdagangan (ekspor-impor) akan dilemparkan kepada pasar baik pasar regional seperti AFTA maupun pasar global (digencarkan oleh WTO).

Dengan adanya perdagangan bebas ini, pemerintah dituntut untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan seperti tarif (pajak masuk, pajak keluar, pajak transit), kuota, bahkan subsidi baik subsidi ekpor maupun subsidi produksi. Namun, bagaimanapun juga, masing-masing negara pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk memproteksi pasar dalam negrinya karena memang itulah kepentingannya guna mensejahterakan rakyatnya. Secara logika, penerapan tarif/pajak dan subsidi produksi cukup efektif jika digunakan sebagai alat proteksi agar barang luar tidak masuk ke dalam negri. Dengan pajak masuk barang dari luar (barang impor) akan menjadi mahal, sedangkan subsidi produksi akan membuat harga barang produksi dalam negri menjadi murah sehingga dapat bersaing. Sedangkan subsidi ekspor akan membuat barang produksi dalam negri mampu bersaing di pasar internasional dengan harganya yang murah.

Tidak bisa dipungkiri, seperti yang diungkapkan Gilpin, kaum liberal bisa dianggap telah menang dalam membangun rezim ekonomi internasional saat ini. Negara berbondong-bondong bergabung dengan WTO, dimana WTO merupakan salah satu produk dari Kapitalisme. Kapitalisasi, Liberalisasi dan globalisasi merupakan konsep yang ditawarkan oleh Amerika Serikat usai Perang Dingin.

Sebenarnya, perdagangan bebas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan adanya penghapusan berbagai hambatan perdagangan antarnegara, terdapat peluang yang besar guna ekspansi produk dalam negri ke luar negri. Namun, seiring dengan itu, muncul juga ancaman akan adanya produk luar negri yang membanjiri pasar dalam negri jika produk dalam negri kalah bersaing.

Dalam paper ini saya akan mencoba memberikan contoh fenomena yang terjadi akibat liberalisasi perdagangan ini. Tahun 1994, Indonesia meratifikasi pembentukan WTO. Dengan ratifikasi ini, Indonesia memiliki kewajiban untuk memenuhi semua perjanjian yang terkandung di dalamnya, termasuk Perjanjian Pertanian (Agreement on Agriculture = AoA) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen WTO. Dalam AoA WTO terdapat tiga pilar utama, yaitu: Akses pasar, Subsidi domestik, dan Subsidi ekspor.

Dengan adanya kewajiban untuk mematuhi kesepakatan AoA-WTO tahun 2012 tersebut, Indonesia harus membuka pasar pertaniannya secara luas tanpa hambatan. Ini sungguh ironi. Negara yang mayoritas (68%) penduduknya menggantungkan diri pada sektor pertanian dengan begitu saja membiarkan komoditas pertanian diliberalisasi. Sejak diberlakukannya kesepakatan tersebut, Indonesia mengalami peningkatan impor pangan. Tingkat ketergantungan impor pangan meningkat dua kali lipat, yaitu beras sebesar 10 persen, jagung 20 persen, kedelai 55 persen dan gula 50 persen. Dengan demikian, peningkatan impor pangan yang dilakukan sejak tahun 1998 telah meningkatkan jumlah petani dalam negri kehilangan pekerjaan dan menjadi miskin karena produk pertanian kalah bersaing dengan luar.

Padahal pertanian merupakan pilar utama ketahanan pangan suatu negara dan ketahanan pangan merupakan hal vital dalam ketahanan nasional. Bayangkan jika Indonesia ketahanan pangannya tergantung sama negara lain. Suatu saat jika negara lain tersebut melakukan embargo pangan terhadap Indonesia, apa yang akan kita lakukan?. Negara akan lumpuh karena tidak bisa mencukupi kebutuhan vital yakni pangan. Negara sekaya apapun jika ketahanan pangannya tidak kuat, akan mudah dilumpuhkan. Negara sekelas Jepang dan Korea Selatan saja yang notabene tidak mempunyai lahan pertanian luas pun memiliki ketahanan pangan yang kuat, sungguh ironis jika Indonesia yang dianggap “tanah surga” dimana tanahnya yang subur dan bisa ditanamai berbagai jenis tanaman malahan ketergantungan dengan negara lain.

Singkat saya, memang, perdagangan bebas membawa kebaikan bagi kemakmuran global saat ini. Namun, keuntungan tersebut lebih banyak dinikmati oleh negara-negara yang mempunyai kapital (modal) besar. Negara Besar dapat mendirikan perusahaan-perusahaan yang mampu mengelola barang dengan murah dan berkualitas. Kemampuan tersebut didukung dengan adanya penggunaan teknologi tinggi dan dana riset yang besar. Sedangkan negara berkembang seperti Indonesia belum memilikinya. Alhasil, produk luar bisa masuk pasar domestik dengan mudah, sedangkan produk kita sangat sulit masuk ke pasar negara mereka dengan adanya pemberlakuaan standar yang tinggi.

Salah satu hal yang belum bisa diterima saya adalah penggunaan mata uang Dolar AS dalam perdagangan Internasional. Bukankah hal itu membuat persaingan tidak fair dimana AS sebagai pemilik mata uang tersebut selalu diuntungkan karena uangnya bisa diterima semua negara. Bahkan perdagangan bilateral antara negara yang tidak ada sangkutpautnya dengan AS pun memakai Dolar AS. Kenapa tidak memakai emas atau perak atau alat tukar lainnya yang seperti perdagangan jaman dahulu. Atau bahkan penggunaan mata uang lainnya sesuai kesepakatan negara tersebut, misal pemakaian Yuan dalam perdagangan bilateral anatar Tiongkok dan Malaysia. Kan lebih fair.

Paper posisi dari bahan bacaan “The Trading System” dalam Global Political Economy (Chapter 8 pg. 196) Robert Gilpin

Japan’s Lost Decade: Origins, Consequences, and Prospects For Recovery

7:27 AM 0 Comments A+ a-

Paper ini secara garis besar membahas tentang lika-liku jatuh bangun Jepang. Dimana Jepang pernah mengalami kemajuan ekonomi yang cukup pesat tapi selanjutnya mengalami kehancuran dan bisa bangkit lagi.

Tulisan Gary R. Saxonhouse dan Robert M. Stern dengan judul "The Bubble and the Lost Decade" mengambil sisi ekonomi. Pada tahun 1989, Jepang mengakhiri masa emas dimana kinerja ekonomi yang sangat baik dalam satu dekade. Rata-rata pertumbuhan GDP pertahun mencapai 3,9%. Kala itu, Jepang memiliki manajemen ekonomi tingkat pemerintah dan perusahaan yang baik. Fred Bergsten memuji kebijakan Jepang. Sejak tahun 1986, kinerja Jepang yang paling mengesankan sampai saat ini adalah mata uang Jepang, Yen, dapat bersaing dengan nilai dolar dengan kecepatan yang luar biasa. Hal ini dipicu dari pertumbuhan ekspor dari awal 1980-an.

Namun, pasca-1989 rata-rata pertumbuhan GDP Jepang tidak lebih dari 1,2% per tahun. Pasar ekuitas Jepang, setelah mencapai puncaknya pada akhir tahun 1989, jatuh sebesar 75%. Harga tanah Jepang telah bernasib lebih buruk lagi dengan penurunan harga sebesar 80%. Jepang benar-benar mengalami keterpurukan ekonomi saat itu. Permasalahan yang dihadapi saat ini Jepang lebih buruk dibanding apa yang mereka pernah alami sebelumnya. Hal ini terlihat dari  hutang publik yang luar biasa, lebih tinggi daripada awal 1990-an.

Jepang berupaya melakukan pemulihan secepat mungkin. Dengan membuat kebijakan yang berbeda seperti Kebijakan Fiskal yang efektif, memberlakukan Konsekuensi Domestik dalam International Finance, Deregulasi, Corporate Governance, dan Lembaga Keuangan yang disponsori pemerintah

Pada bulan Juli 2002, Perdana Menteri Koizumi menggunakan kebijakan fiskal untuk mendorong perekonomian Jepang. Dengan kerja sama penuh dari Amerika Serikat, kebijakan seperti itu bisa berhasil. Dengan berakhirnya premi risiko negatif, suku bunga nominal akan meningkat, memungkinkan BOJ untuk sekali lagi menggunakan kebijakan moneter untuk kembali mengembang ekonomi. Goyal dan McKinnon melihat kenaikan tingkat bunga nominal sebagai prakondisi untuk membuat penggunaan efektif dari kebijakan moneter.

Secara historis pemerintah akan menguangkan  hutang ketika investor tidak memiliki cukup keyakinan bahwa pemerintah akan melunasi  hutangnya dan enggan untuk membeli obligasi. Ini tidak menjadi masalah bahwa Jepang telah menghadapi kematian. Justru sebaliknya. Mendapatkan sarana  hutang bahwa pemerintah mendapatkan rumah fiskal agar tidak dengan memotong pengeluaran atau meningkatkan pajak, melainkan dengan mencetak uang. Dalam tradisi bank sentral bijaksana, ketakutan BOJ bahwa sebuah langkah yang jelas untuk memungkinkan pengeluaran pemerintah yang akan dibuat tanpa kendala harus meningkatkan pendapatan melalui pajak atau obligasi akan menyebabkan perubahan yang dramatis dalam harga ekspektasi bahwa pasar obligasi mungkin menderita penurunan berat.

Fukao mengidentifikasi Jepang mirip dengan yang dihadapi oleh sistem perbankan AS setelah Perang Dunia II. Bank-bank AS pada tahun 1945 adalah diguyur dengan deposito, jumlah yang tidak proporsional yang diinvestasikan dalam obligasi pemerintah AS. Pada saat itu ada kekhawatiran bahwa jika harga obligasi turun 20%, seluruh sistem perbankan bisa menjadi bangkrut. Untuk menjaga terhadap kemungkinan ini, Sistem Federal Reserve di bawah pengaruh Departemen Keuangan AS yang didukung pasar obligasi pemerintah AS, meskipun konsekuensi inflasi.

Pemulihan ekonomi Jepang dapat dipromosikan oleh reformasi pengaturan keuangan internasional dan diadopsi oleh konvensional moneter dan kebijakan fiskal, Fukao dan Nishimura dan Kawamoto menawarkan proposal untuk mengubah struktur ekonomi Jepang. Fukao ingin mempromosikan kompetisi di pasar jasa keuangan dengan menghapus subsidi publik yang diberikan kepada lembaga keuangan yang disponsori pemerintah. Berbeda dengan situasi yang biasa, dalam hal ini, Fukao percaya bahwa mempromosikan kompetisi akan menaikkan daripada menurunkan harga jasa keuangan. Kenaikan harga ini, dengan memungkinkan perusahaan-perusahaan di keuangan sektor jasa yang tidak menerima subsidi untuk beroperasi secara menguntungkan, akan meningkatkan bukannya mengurangi kesejahteraan nasional. Bahkan saat Fukao, seperti Perdana Menteri Koizumi, secara efektif merekomendasikan privatisasi lembaga keuangan yang disponsori pemerintah, Nishimura dan Kawamoto yang merekomendasikan penciptaan yang baru.

Dengan begitu, akan banyak debitur sangat miskin, ini harus berarti peningkatan yang substansial dalam suku bunga yang dikenakan pada pinjaman banyak untuk mencerminkan risiko yang terlibat dalam membuat mereka. Seperti Goyal dan McKinnon dan Fukao, Nishimura dan Kawamoto percaya bahwa kunci untuk kesehatan baru dari sistem perbankan adalah penyebaran yang lebih besar antara bunga yang dikenakan pada pinjaman dan bunga dibayar atas deposito.

Kebijakan stabilisasi untuk membantu memulihkan. Ini tidak berarti bahwa Jepang kemudian, atau sekarang, tak berdaya. Sebagaimana dicatat, ada menu besar langkah-langkah fiskal konvensional, non-standar BOJ intervensi pasar, langkah-langkah tata kelola perusahaan, dan perubahan struktural dalam sektor jasa keuangan yang dapat membantu untuk menyelamatkan Jepang.

Menurut saya, tulisan Gary R. Saxonhouse dan Robert M. Stern dengan judul "The Bubble and the Lost Decade" sudah cukup jelas. Menjelaskan runtutan naik-turunnya perekonomian Jepang. Jepang pernah mengalami masa pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat selama lebih dari satu dekade tapi pada akhirnya mengalami keterpurukan. Dalam tulisan ini tidak dijelaskan sebab Jepang mengalami keterpurukan. Di sini hanya dijelaskan bukti keterpurukan Jepang saja.

Kelemahan yang lain, penulis hanya mengambil dari sisi ekonomi. Penulis tidak menjelaskan faktor-faktor lainnya seperti politik dalam negri maupun politik global. Selain itu, juga tidak dijelaskan mengenai tindakan dalam mengatasi keterpurukan ekonomi dari sisi perusahaan-perusahaan industri. Sebagian besar hanya menjelaskan penanganan dari sisi finansial dan perbankan. Padahal perusahaan-perusahaan industri pun sangat berperan dalam pemulihan ekonomi Jepang kala itu.


*Paper posisi dari bahan bacaan Japan’s Lost Decade: Origins, Consequences, and Prospects For Recovery Gary R. Saxonhouse and Robert M. Stern. University of Michigan

Sistem Kurs Mengambang Bagi Indonesia

7:15 AM 58 Comments A+ a-

Dalam buku Global Political Economy, Gilpin mencoba menjelaskan tentang sistem moneter internasional. Salah satu hal penting dalam sistem moneter internasional adalah kurs. Kurs atau nilai tukar merupakan hal yang penting bagi suatu negara dalam bertransaksi dengan dunia negara lain. Dalam transaksi perdagangan, sistem pembayaran yang dilakukan negara pembeli kepada negara penjual mau tidak mau harus terikat dengan nilai tukar atau kurs. Sistem nilai tukar sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu kurs tetap (fixed exchange rate) dan kurs mengambang (floating exchange rate).

Sistem yang pertama adalah Kurs Tetap. Dalam sistem ini, kurs mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan resmi oleh pemerintah melalui Bank Sentral. Di Indonesia, pemegang otoritas dalam melakukan hal ini adalah Bank Indonesia (BI). Sistem di mana nilai tukar mata uang domestik ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing, yang dibiarkan tetap konstan dan hanya berfluktuasi pada batasan yang lebih sempit. Jika kurs berubah terlalu tajam, maka pemerintah melakukan intervensi untuk mengendalikannya. Intinya, dalam sistem ini pemerintah harus berperan aktif dalam mengendalikan kurs mata uang Indonesia agar memiliki nilai tukar yang tetap terhadap negara lain.

Kedua, Sistem Kurs Mengambang (floating exchange rate). Sistem dimana nilai tukar mata uang domestik dibiarkan mengambang terhadap nilai mata uang asing atau sesuai dengan pergerakan pasar dimana terjadinya kurs valuta berdasarkan pada permintaan dan penawaran mata uang asing. Dalam hukum permintaan penawaran, harga suaru barang akan naik ketika permintaan tinggi, sebaliknya akan turun harganya ketika penawaran sedikit. Sistem kurs mengambang secara murni atau clean float atau freely floating system yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi tanpa campur tangan pemerintah. Hal ini menjadikan kurs yang ditentukan oleh pasar tanpa campur tangan pemerintah.

Masing-masing sistem kurs dalam moneter internasional memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun, dalam moneter internasional saat ini saya lebih cenderung pada sistem yang kedua, dimana kurs atau nilai tukar mata uang dibiarkan naik-turun sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini menurut saya lebih fair karena negara akan berusaha agar dapat meningkatkan nilai tukarnya melalui produksi barang tertentu yang dapat diserap di pasar internasional. Negara akan berusaha memacu agar melakukan ekspor sebanyak-banyaknya.

Memang, dengan penerapan sistem kurs tetap, negara akan mampu mengendalikan dan mengatur kurs mata uang yang akan berdampak bagi perdagangan negra tersebut dengan negara lain. Namun, Bagi negara berkembang seperti Indonesia, penerapan sistem kurs mengambang akan memberikan beberapa keuntungan. Cadangan devisa Indonesia akan aman dengan sistem ini, dimana tidak perlu harus menjual devisa guna menstabilkan kurs mata uang rupiah.
---

*Paper Posisi dari bahan bacaan  "Global Political Economy (Chapter 9)" dalam The International Monetary System Robert Gilpin.

Faktor Psikologis Kaisar Hirohito Sebagai Sebab Sikap Ekspansionis Jepang Pada Perang Dunia II

12:04 AM 0 Comments A+ a-

Jepang adalah Negara yang unik. Jepang tergolong salah satu Negara yang maju. Namun di sisi kemajuan teknologi dan ekonominya yang berkembang secara cepat, Jepang tetap memegang teguh tradisi dan warisan budaya leluhurnya. Tradisi dan kebudayaan leluhur Jepang mash lekat tertanam dalam tatanan sosial, politik, bahkan ekonomi Jepang masa modern saat ini. Masa lalu, tatanan Jepang dipegang oleh adanya Kaisar, Daimyo (tuan tanah) dan para Ksatria Samurai. Era saat ini, tatanan tersebut masih diadopsi dengan keberadaan perusahaan-perusahaan keluarga sebagai perkembangan dari para tuan tanah.

Jepang pernah mengalami perubahan besar-besaran mulai Kaisar Meiji. Perubahan besar-besaran tersebut dinamakan Restorasi Meiji. Pasca Restorasi Meiji, perekonomian Jepang mengalami perkembangan yang cukup berarti. Berubah menjadi Negara yang maju secara perekonomian dan militer.

Puncak kemajuan Jepang adalah ketika Jepang dipimpin oleh seorang Kaisar yang terkenal mempunyai sifat militeristik dan ekspansionis, Kaisar Hirohito. Saat Kaisar Hirohito berkuasa, Jepang ikut terlibat dalam memperkeruh kekacauan dunia pada Perang Dunia II. Jepang berafiliasi dengan Negara Nazi Jerman yang dipimpin Hitler dan Negara Fasis Italia yang dipimpin Musolini. Tiga Negara tersebut bekerjasama dalam memerangi musuhnya. Ketiga negara tersebut berbagi tugas untuk menyerang wilayah tertentu. Jerman dan Italia menyerang musuh di Daratan Eropa sedangkan Jepang menyerang Asia dan Pasifik. Hingga akhirnya Jepang menyerang pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di Pearl Harbour Pasifik.

Dalam hubungan Internasional, bisa dijelaskan jika tindakan ekspansionis Negara Jepang tidak dapat dilepaskan dari peran kepemimpinan Jepang saat itu yakni Kaisar Hirohito. Kaisar Hirohito yang merupakan puncak pimpinan Jepang sangat menentukan tindakan negara yang dipimpinnya. Keyakinan Kaisar Hirohito bahwa  Jepang Pemimpin Asia, Jepang Penguasa Asia dan Jepang Cahaya Asia membuat Jepang sangat ingin menguasai Asia.
---

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
    Bagaimana struktur kepemimpinan Negara Jepang masa Kaisar Hirohito?
    Apakah pengaruh sifat dan karakter Kaisar Hirohito dalam ekspansionis Jepang?
    Apa faktor-faktor yang melatarbelakangi karakter ekspansionis Kaisar Hirohito?


PEMBAHASAN
2.1.Struktur Kepemimpinan Kekaisaran Jepang


Saat Negara Jepang dipimpin Hirohito, Jepang memiliki struktur yang mirip denganstruktur Jepang sejak terjadi Restorasi Meiji. Hirarki kekuasaan tertinggi Jepang berada di tangan seorang Kaisar (emperor). Kaisar mempunyai pasukan militer khusus bernama Shogun. Jepang dibagi menjadi beberapa wilayah regional setara dengan provinsi, dimana setiap provinsi dipimpin oleh seorang tuan tanah (Diamyo) yang memiliki pasukan pelindung yakni para Samurai.Kasta selanjutnya yaitu Ronin, para samurai yang tidak mempunyai majikan dan biasanya berjalan mengembara tanpa tujuan dan terkadang bersatu membentuk sekumpulan pemberontak atau perampok. Walaupun Ronin sama dengan Samurai, namun kastanya lebih rendah karena tidak memiliki tuan tanah yang melindunginya.

Setelah kasta yang terdiri para ksatria di atas, lalu struktur selanjutnya terdiri dari Peasants yakni para buruh tani, seniman dan buruh tani. Kasta tersebut merupakan para pekerja yang dilindungi oleh para ksatria dan secara rutin melakukan setoran kekayaan kepada pelindungnya.

Tampuk kepemimpinan Kekaisaran Jepang berada pada tangan Kaisar. Kaisar membawahi militer secara langsung dan dapat memerintahkan untuk melakukan apapun dengan satu komando. Hal ini memungkinkan adanya perintah penyerangan atau peperangan tanpa ada yang bisa menghalanginya. Kekaisaran bisa disamakan dengan Sistem Kerajaan yang sangat memungkinkan berlaku diktator.


2.2.Jepang di Masa Pemerintahan Kaisar Hirohito (Periode Showa)

Periode Showa sesuai dengan (anumerta bernama Kaisar Showa) pemerintahan Kaisar Hirohito sejak tanggal 25 Desember 1926 - 7 Januari 1989 dan pemerintahan terpanjang dari Kaisar Jepang. Showa-jidai, atau periode Showa, ironisnya diterjemahkan menjadi "masa damai tercerahkan".

Periode Showa dibagi menjadi beberapa periode, pertama periode Rise of Militerisme dan Ultra-nasionalisme (1926-1937). Pada periode ini, ekonomi Jepang melemah (tahun 1920) sebagai ekspor anjlok karena meningkatnya nasionalisme ekonomi di Barat. Sutra permintaan turun, produksi menurun, dan pengangguran meroket. Meskipun oposisi dari 1.028 ekonom, Amerika Serikat menyetujui Undang-Undang Tarif tahun 1930, menaikkan tarif di lebih dari 20.000 item yang diimpor ke level tertinggi dalam sejarah Amerika. Pasar ekspor Jepang menderita lebih lanjut dan sebagai akibatnya daya beli ekonominya juga menderita. Pada tanggal 14 November 1930, setelah gagal bernegosiasi rasio kapal angkatan laut menguntungkan dengan Amerika Serikat dan Inggris, Perdana Menteri Hamaguchi Osachi ditembak oleh ultra-nasionalis. Ia meninggal kemudian pada tahun 1931.

Pemerintah sekarang telah kehilangan kontrol atas rakyat dan militer, bertindak indepentendly dari pemerintah resmi, menginvasi Manchuria pada tahun 1931. Jepang dilihat Manchuria sebagai sumber untuk bahan baku dan cara untuk meningkatkan keamanan dari komunis Rusia di utara. Liga Laporan Lytton Bangsa 'mengkritik tindakan Jepang di Manchuria dan diberi label Jepang sebagai agresor. Diet Jepang, didominasi oleh pejabat militer, bereaksi terhadap laporan dengan menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa pada tanggal 27 Maret 1933. Sikap agresif militer Jepang dan pelepasan dari diplomasi multilateral merupakan sumber kecemasan Anglo-Amerika. Amerika merasa bahwa Jepang bersedia untuk memperluas kerajaan tersebut pada risiko apapun. Kurangnya tindakan substansial oleh Amerika dan negara Barat lainnya berani Jepang. Jepang, dikelilingi oleh musuh-musuh dan mencari sekutu, menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jerman Nazi dan Fasis Italia pada 1936.

2.3.Jepang Ekspansi Asia Pasifik

Perang Sino-Jepang dan Perang Dunia II (1937-1945). Pada 7 Juli 1937 Jepang meluncurkan invasi ke Cina dari Manchuria yang menyebabkan perang skala penuh. Jepang memiliki keuntungan militer karena memiliki baju zirah yang lebih dan artileri dari Cina dan juga memiliki angkatan laut terbesar ketiga di dunia termasuk 2.700 pesawat.

Pada tahun 1939, sebagian besar kota-kota utama Cina berada di bawah kontrol Jepang termasuk Beijing, Nanjing, dan Shanghai. Pada tanggal 1 Agustus 1940, Menteri Luar Negeri Matsuoka Yosuke mengumumkan gagasan "Sphere Timur Raya Kemakmuran Bersama Asia". Konsep mempromosikan pembentukan blok mandiri negara-negara Asia yang dipimpin oleh Jepang dan bebas dari pengaruh Barat. Pada tanggal 27 September 1940, Jepang menandatangani Pakta Tripartit, menciptakan Roma-Tokyo-Berlin kekuatan Poros Perang Dunia II. Pada bulan Juli 1941 Presiden AS Franklin Delano Roosevelt mengumumkan embargo minyak terhadap Jepang karena penolakannya untuk menarik pasukan dari China dan Indochina Perancis.

Dalam rangka untuk mencegah intervensi angkatan laut Amerika di Pasifik Jepang meneruskan serangan dan menyerang pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Pada musim panas tahun 1942, dengan armada Pasifik Amerika lumpuh, Jepang menguasai Burma, Siam (Thailand), Filipina, dan Hindia Belanda. Momentum perang berubah dengan kemenangan AS yang menentukan pertempuran laut di Midway antara 4 Juni - 7 Juni, 1942. Dengan hilangnya empat kapal induk dan lebih dari dua ratus pesawat, angkatan laut Jepang tidak bisa lagi melanjutkan ofensif. Amerika Serikat kemudian diikuti strategi pulau hopping, juga disebut lompatan. Posisi yang dijaga ketat itu dilewati dan posisi kurang diperkaya menjadi sasaran dengan tujuan mendukung serangan akhirnya di pulau-pulau utama Jepang. Pada tahun 1945, AS telah superioritas udara jelas dan berulang kali dibom Tokyo.

Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Tiga hari kemudian pada 9 Agustus 1945 lagi bom atom dijatuhkan di Nagasaki. Dihadapkan dengan kehancuran nuklir dan Uni Soviet menyerang Manchuria, Jepang menyerah pada 14 Agustus 1945. Keesokan harinya Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang atas radio.


2.4.Profil Kaisar Hirohito

Hirohito dilahirkan di Puri Aoyama, Tokyo pada tanggal 29 April1901. Dia merupakan anak pertama dari KaisarYoshihito (Taisho) dan Ratu Sadako (Teimei), dan kakak dari Pangeran Yasuhito Chichibu (1903-1953), Pangeran Nobuhito Takamatsu (1905-1987) serta Pangeran Takahito Mikasa (1915- ). Sebelum naik takhta ia dikenal sebagai Pangeran Michi (Michi-no-Miya). Masa kekuasaannya sebagai kaisar dikenal sebagai era Showa yang berarti damai, cerah budi. Namun ironisnya, justru pada saat itu, Jepang terlibat perang melawan RRC dan akhirnya dalam Perang Dunia II. Di Indonesia, ketika masa pendudukan Jepang (1942-1945) Hirohito dikenal sebagai Tenno Heika yang berarti "Yang Mulia Kaisar".

Hirohito mengenyam pendidikan awal di Gakushuin Peer's School dari April1908 hingga April 1914, kemudian mendapatkan pendidikan khusus untuk putra mahkota (Togu-gogakumonsho) di Istana Akasaka dari tahun 1914 sampai Februari1921. Mendapatkan karier sebagai letnan and sub-lieutnant9 Desember, 1912 pada Angkatan Darat Kekaisaran, kapten dan letnan (31 Oktober1916), mayor dan wakil komandan (31 Oktober1920)letnan kolonel dan komandan (31 oktober1923) dan kolonel dan komandan Angkatan Laut Kekasairan (Kaigun) (31 Oktober 1924). Ia diangkat menjadi putra mahkota secara resmi pada tanggal 16 November 1916. Pada tahun 1922 ia mengadakan kunjungan ke Inggris dan sejumlah negara negara Eropa. Kunjungan ini dianggap kelompok sayap kanan kontroversial sehingga menewaskan Perdana MenteriHamaguchi.

Hirohito menikah dengan Putri Nagako, putri sulung Pangeran Kuniyoshi pada tanggal 26 Januari] 1924 dan dikaruniai 7 orang anak, Putri Teru Shigeko (1925-1961, Putri Hisa Sichiko(1927-1928), Putri Take Kazuko (1929-1989), Putri Yori Atsuko(1931- ), Pangeran Akihito (1933- ), Pangeran Hitachi Masahito (1935 - ), Putri Suga Takako (1939 - ).Ia dinobatkan menjadi kaisar pada tanggal 25 Desember1926 setelah ayahnya Kaisar Taisho meninggal, dilantik secara resmi 10 November, 1928, di Kyoto.


2.5.Faktor-Faktor yang Pengaruhi Psikologi Kaisar Hirohito

a.      Determinism Factor

            Menurut teori ini, tindakan yang dilakukan oleh Hirohito bukan karena keinginan dirinya sendiri, tetapi sebagai akibat pengaruh faktor dari luar, baik dari keluarga, lingkungan sekitar, maupun orang-orang yang berada dalam struktur pemerintahan di bawahnya.

Pada masa ia bertakhta, Hirohito menyaksikan pertentangan di dalam negeri dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri akibat pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang disokong militer khususnya Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, pengusaha dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya adalah insiden militer 26 Februari 1936, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Saburo Aizawa serta 1500 prajurit. Peristiwa ini juga melibatkan pangeran Yashuhito Chichibu sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan dan memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menyelesaikan hal ini dan memastikan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Meskipun demikian diam-diam insiden ini "direstui" oleh kalangan pimpinan Angkatan Darat terutama dari kalangan ultranasionalis. Oleh karena itu pada tahun 1930, ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan.

Akhirnya, pada masa kekaisaran Hirohito Jepang tercatat terlibat peperangan di antaranya Insiden Manchuria1931, Insiden Nanking1937, dan Perang Dunia II dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour 9 Desember1941. Jadi keadaanlah yang memaksa Kaisar Hirohito untuk melakukan tindakan kekerasan tersebut.

b.      Lingkungan Sosial Masa kecil

Teori ini memandang bahwa tindakan yang dilakukan oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial seseorang itu berada terutama pada masa kanak-kanak. Karena kejadian pada masa kanak-kanak kemungkinan besar akan mudah diingat dan akan sangat mempengaruhi secara psikologis terhadap apa yang akan dia lakukan di masa mendatang.

Kaisar Hirohito berada para lingkungan Kekaisaran pada masa kecil. Lingkungan Jepang sebagai warisan Para Samurai yang mengajarkan tentang budaya malu dan loyalitas terhadap atasan serta cinta terhadap negaranya terpatri kuat dalam dirinya. Persatuan klan merupakan segalanya, jangan sampai negara Jepang terpecah-belah karena perang saudara. Ketika Kaisar hirohito dewasa, karakter yang diwariskan oleh samurai tersebut masih dominan dalam diri Hirohito.

Ketika terjadi pemberontakan dan perpecahan dalam klan, Kaisar Hirohito berupaya untuk menyatrukan klan dengan cara menguji loyalitas bawahannya yakni para samurai dan militer. Kaisar Hirohito memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menyelesaikan perpecahan dalam klan dan memastikan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Pada masa kekaisaran Hirohito Jepang tercatat terlibat peperangan di antaranya Insiden Manchuria1931, Insiden Nanking1937, dan Perang Dunia II dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour 9 Desember1941.

c.       Sex Factor

Teori selanjutnya yang dapat digunakan untuk menganalisis karakter Kaisar Hirohito adalah faktor Jenis Kelamin (Sex factor). Teori ini memandang bahwa tindakan yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin orang tersebut. Laki-laki dan perempuan mengalami kondisi yang berbeda dan kompetisi yang berbeda. Laki-laki cenderung bersifat agresif dan bertindak sembrono dalam berkompetisi. Sedangkan wanita jarang terlibat dalam kegiatan konfrontasional yang melibatkan fisik seperti peperangan.

Dalam hal ini, Kaisar Hirohito bertindak keras dalam memusuhi lawan karena dia sebagai laki-laki samurai yang tidak takut mati. Sifat Hirohito ini menjadikan Jepang cenderung bersikap keras dan tidak takut mati dalam setiap peperangan.
---

Kesimpulan

Pasca Restorasi Meiji, perekonomian Jepang mengalami perkembangan menjadi Negara yang maju secara perekonomian dan militer.Saat Kaisar Hirohito berkuasa, Jepang ikut terlibat dalam memperkeruh kekacauan dunia pada Perang Dunia II. Jepang berafiliasi dengan Negara Nazi Jerman yang dipimpin Hitler dan Negara Fasis Italia yang dipimpin Musolini. Tiga Negara tersebut bekerjasama dalam memerangi musuhnya.

Dalam Hubungan Internasional, bisa dijelaskan jika tindakan ekspansionis Negara Jepang tidak dapat dilepaskan dari peran kepemimpinan Jepang saat itu yakni Kaisar Hirohito. Kaisar Hirohito yang merupakan puncak pimpinan Jepang sangat menentukan tindakan negara yang dipimpinnya.

Sedangkan dalam cabang ilmu Psikologi Kejahatan, tindakan pribadi seseorang bisa dijelaskan dengan cara mencari faktor-faktor pendorongnya. Dalam studi kasus Kaisar Hirohito ini, ada beberapa faktor pendorong yang bisa menjelaskan sifat Kaisar Hirohito yang ekspansionis. Yakni diantaranya: determinism factor, faktor lingkungan sosial masa kecil dan sex factor.

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Hirohito diakses pada 20 November 2014

http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/09/hirohito-dewa-yang-luput-dari-eksekusi diakses pada 20 November 2014

http://sosok.kompasiana.com/2013/03/22/kaisar-hirohito-tokoh-pemimpin-militeristik-545127.html diakses pada 20 November 2014

Kaisar Hirohito Sebenarnya Tak Ingin Jepang Memerangi AS dalam BBC Indonesia. Internasional.kompas.com diakses pada 20 November 2014

Yamaoka, Sahachi. 1987. Oda Nabuga, Sang Penakluk dari Owari. Jakarta: Kondansha Ltd.

Sejarah Jepang. Sumber file.upi.edu diakses pada 20 November 2014

Sejarah Pemerintahan Muromachi. Sumber Respository perpustakaan Universitas Sumatera Utara.diakses pada 20 November 2014

Review : Japan's Phoenix Economy Oleh: Richard Katz

10:47 AM 0 Comments A+ a-

Jepang tidak memiliki nuansa negara gagal.Sebaliknya, Jepang menciptakan keajaiban dalam ekonominya tahun1950dan 1960-an.Dilema Jepang adalah hambatan pertumbuhan yang dibangun ke dalamtatanan ekonomi politik bangsa.Puluhan tahun,kolusi perusahaandan pelindung terus menggerogoti pro-produktivitas, membatasi potensi pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar satu persensetahun, bahkan pada kapasitas penuh.Lebih parah lagi, Jepang bahkan tidak bisa mendekati kapasitas penuh meskipun defisit anggaran yang sangat besar dan suku bunga nol. Hal ini dikarenakan harga tinggi menekan pendapatan riil rumah tangga dan daya beli konsumen.

Masih ada sedikit keraguan bahwa reformasi pada akhirnya akan berhasil. Tidak diragukan lagi, sebagian besar elit senior Jepang dan banyak masyarakatakan lebih memilih untuk keluar dari keterpurukan. Namun, beberapa orang mengatakan bahwa "kepentingan" akan menghentikan reformasi.

Setiap hari muncul konflik-konflik baru: petani dibandingkan urban, perusahaandibandingkan karyawan, bank dibandingkan perusahaan asuransi, muda dibandingkanpensiunan, eksportir dibandingkan sektor domestik. Tanpa pertumbuhan, ketidakstabilan di satu daerah pasti merambah ke daerahberikutnya.Ketika stagnan penjualan, karakteristik perusahaan Jepang yang tinggi tingkat hutangnya menjadi tidak berkelanjutanmaka akan terjadi krisis perbankan.

Pengaturan politik pasca perang Jepang tekuk di bawah konflik-konflik.Dominasi LDP selalu bertumpu pada kemampuan untuk mendistribusikan buah dari pertumbuhan untuk masing-masing.Sistem itu telah membuat Jepang menjadi satu-satunya industri negara demokrasi yang tetap satu partai.Sistem satu partai penting untukdaya yang berlebihan birokrasi.Namun dengan tidak adanya pertumbuhan, dasaruntuk melanggengkan dominasi partai tunggal telah terkikis.Sama seperti Partai Komunis Soviet pimpinan Mikhail Gorbachev,LDP pun tidak bisa menjadi kendaraanreformasi

Pada awal tahun 2002, lelucon baru mulai beredar di Tokyo: Apa perbedaan antara Jepang dan Argentina?Jawabannya: dua tahun.Banyak peramal memperingatkan bank di musim semi tahun 2002 ketika pemerintah mengangkat jaminan penuh pada semua deposito di bank.Itu tidak pernah terjadi.Semua ini tidak hanya salah, tapi itu berbahaya.

Ada perbedaan besar antara Jepang dan negara-negara yangasli menderita, seperti Korea Selatan dan Argentina.Negara-negara terakhir mengalami defisit perdagangan besar.Ketika orang asingmenarik uang mereka keluar, minyak dan suku cadang berhenti datang.Pabrik ditutup.Tokyo memiliki kapasitas untuk menekan krisis denganmelemparkan banyak uang pada masalah.Dan itulah yang telah dilakukanTokyo: selalu cukup untuk mencegah bencana, tetapi tidak pernahcukup untuk memecahkan penyakit yang mendasari.Bahaya nyata ke depan adalahbukan bencana tapi krisis yang dapat melumpuhkan.

Seperti dengan Gorbachev, munculnya Koizumi merupakan harapan untuk sistem saat ini. Untuk mereformasi diri, Koizumi mungkinbelum berhasil.Beberapa orang melihat kenaikan Koizumi, reformasi keuangan baru-baru sebagai tonggak dalamproses inkremental.Tapi reformasi tidak akan terjadi seperti ini.Sebaliknya, dekade mendatangakan melihat pertempuran yang kacau di antara kekuatan reformasi dan resistensi,lengkap dengan pergolakan kelembagaan.

Di seluruh periode sesudah perang,hanya tiga negara kaya lainnya telah menderita setengah dekade nolpertumbuhan atau lebih buruk yakni Swiss, Swedia, dan Finlandia-semua di awal1990-an. Tak satu pun dari negara-negara ini pulih sampai mereka menangani keterpurukan perbankan.

Meskipun memperbaiki masalah NPL adalah sangat diperlukan,itu tetap hanya langkah pertama.Jika tidak ada hal lain yang dilakukan, Jepangakan kembali dalam beberapa tahun.Jepang menghadapi dua hambatan untukpertumbuhan: masalah sisi penawaran dan masalah sisi permintaan.

Dari tahun 1975 sampai 1990, Jepang tumbuh 4 persen per tahun.Ekonomidiperkirakan pada saat itu tingkat pertumbuhan potensial jangka panjang adalah3,7 persen per tahun.Potensi pertumbuhan adalah masalah sisi penawaran, fungsiseberapa cepat tenaga kerja dan modal tumbuh dan seberapa cepat masyarakat meningkatkanefisiensi dalam menggunakan tenaga kerja dan modal.

Jepangmenderita "ekonomi ganda" yang unik hybrid disfungsional darimengekspor industri yang super efisien dan super efisien di sektor dalam negeri.Hampir semua keberhasilan awal sektor ekspor berutang untukpromosi dan perlindungan yang diberikan oleh kebijakan industri Jepangtahun 1950dan 1960-an.Tapi eksportir tidak bisa mengandalkan bantuan iniselamanya.Menghadapi tekanan dari persaingan yang ketat di luar negeri, produsen mobil, elektronik, dan mesin mengembangkan beberapa teknologi terbaikdan produktivitas tertinggi di dunia.Sayangnya, efisien eksportir dan bagian-bagian yang efisien dari sektor jasa, totalnya tidak lebihdari 20 persen dari seluruh perekonomian.Sementara itu, sebagian besar orang Jepang tinggal dan bekerja di wilayah Jepang lain yangterlindung dari kedua impor dan kompetisi domestik.

Jepang adalah seperti pasienyang telah menyalahgunakan begitu banyak antibiotik, mereka kehilangan pukulan mereka. Tokyo menerapkan fiskal lebih dan stimulus moneter. Stimulus telah mencegah depresi, tetapi tidak dapat menghidupkan kembali kemandirian pertumbuhan pribadi. Moneter saja tidak bisa menyembuhkannya. Selama bertahun-tahun,Jepang telah terjebak dalam perdebatan palsu antara reformasi struktural dan stimulus ekonomi makro.

DiJepang, penggelembungan aset begitu melemahkan karena merusak sistem perbankan.Bank melemparkan pinjaman pada peminjam yang memiliki kemampuan untuk membayar. Sebagai hasilnya, kredit bermasalah di Jepang hari ini jumlahnya yang hampir 20 persen dari GDP. Di Amerika Serikat, sebaliknya, kredit bermasalah berjumlah hanya 2,4 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari pada tabungan AS dan krisis pinjaman dekade lalu. Aset yang menggelembung di Jepang juga memicu kelebihan fisik berinvestasi. 
---

*Richard Katz- Japan's Phoenix Economy

Saat Transparansi Dipertanyakan

8:33 AM 0 Comments A+ a-

Insiden kecil di meja kerja dosen.
M: Mahasiswa
D: Dosen

M: "Saya mau protes..!!"
D: "Silahkan nak."
M: "Ibu, kok nilai ujian saya B?"
D: "Iya memang itu nilai yg pantas kamu dapatkan."
M: "Saya belum percaya. Bolehkah saya meminta rekapan nilai selama satu semester sehingga nilai akhir B? Ingin tahu apa kekurangan saya, sehingga ke depan bisa evaluasi diri menuju lebih baik. Kami punya hak mendapat transparansi."
D: "Maaf nak, tidak bisa. Nilai adalah hak preogratif saya sebagai dosen."
M: "Jika tidak ada transparansi, kenapa dulu ibu membuat kontrak kuliah dg komposisi bobot nilai yg berbeda. Apa gunanya jika kami tak bisa ikut mengetahuinya?"
D: Gubrak... (i'm totaliter)


Jika Dosen ingin berlaku fair, kenapa rekapan nilai makul tak diberi?
Mari ciptakan iklim transparansi di kalangan akademisi.

Apa Alasan Masuk Universitas Diponegoro?

8:18 AM 0 Comments A+ a-

Setiap (Maha)siswa pasti punya alasana tersendiri jika ditanya motif masuk Perguruan Tinggi.
Ini alasanku, mana alasanmu??

"Apa alasan anda untuk masuk Universitas Diponegoro?"
"Simple, dulu aku aku punya opsi dua Perguruan Tinggi (PT) tujuan, satu Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang."

"Kenapa aku milih kedua PT tersebut?"
"Pertama, karena kedua Universitas tersebut Negeri."

"Kenapa harus negeri?"
"Ya katanya sih kalo negri lebih murah, karena ada subsidi pemerintah (dan ini terbukti benar)"
"Kedua, dua Universitas tersebut masih di area Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY)."

"Apa alasannya milih yg se-regional? tak berani jauh dari orang tua?"
"iya aku mengakuinya, takut jauh sama orang tua. Mereka sudah tak muda lagi. Jika aku terlalu jauh, kasian orang tua saat jenguk anak bungsu yg paling ganteng ini (pyaaar...kaca pecah). Berlaku juga sebaliknya, jika orang tua meminta aku pulang, bisa dengan segera aku penuhi panggilan mereka."

"Ah, itu paling cuma ngeles-nya kamu aja, padahal kamu yg manja kan? takut jauh-jauh sama ortu, biar kalo ada masalah bisa ngadu ke ortu? ngaku aja deh."
"Silakan jika anda berprasangka demikian. Toh walaupun jarak dekat, kenyataannya aku sudah tiga (3) Hari Raya Idul Fitri dan mungkin lebih dari empat (4) kali Hari Raya Idul Adha tak pulang. Bayangkan nasibku ini kayak Bang Toyib (Bang Toyib, lebaran tak pulang-pulang). Sakitnya tuh di sini (Nunjuk mata)."

"Ketiga, pengin aja punya nama ganda di Curriculum Vitae (CV)."

"Kok bisa?"
"iya lah, gini loh mblo. Konon dulu kala dalam cerita Mahabarata, aku sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sunan Kalijaga Bawang, lanjut di SMK Diponegoro Banyuputih."

"Apa hubungannya dg nama ganda?"
"lemot banget sih kamu, liat dong ada kemiripan ga' dengan dua universitas pilihanku?"
"oh iya iya, baru konek."

"Jika masuk UIN Sunan Kalijaga, ntar bakal sama dengan MTs Sunan Kalijaga. Jika masuk Universitas Diponegoro, ntar sama dengan SMK Diponegoro."

Dan akhirnya, diterima di Universitas Diponegoro.
Sekarang sudah jadi Mahasiswa Baru Semester 5. (update:semester 8)
Semoga cepet lulus.
Jadi dalam CV ntar ada tulisan "LULUSAN PADEPOKAN PANGERAN DIPONEGORO"

PENDAFTARAN CALON SANTRI BARU PESANTREN MAHASISWA AL-FATTAH TAHUN 2014

5:27 PM 0 Comments A+ a-

TELAH DIBUKA, PENDAFTARAN CALON SANTRI BARU PESANTREN MAHASISWA AL-FATTAH TAHUN 2014.
Fasilitas :
- Lokasi strategis, dekat kampus-kampus ternama di Semarang (Undip, Polines, Poltekkes, dan Unpand)
- Dekat dengan jalur transportasi (angkutan umum)
- Kamar lengkap beserta isinya
- Dapur bersama
- Kamar mandi, air bersih dan berkecukupan
- Aula dan tempat diskusi nyaman
- Tempat parkir
- Dekat dengan masyarakat
- Wifi area
- Semua fasilitas di atas diberikan GRATIS, TANPA DIPUNGUT BIAYA apapun (kecuali wifi dan iuran Rumah Tangga Rp 30ribu/bulan)
Kegiatan:
- Baca Qur'an rutin ba'da sholat subuh
- Kajian kitab kuning (Tauhid, Fiqih, Hadits, Tajwid, Nahwu-Shorof)
- Rebana
- Khitobah
- Maulid Simtudduror
- Dzikir Tahlil bersama warga
- Mengajar TPA (anak-anak warga)
Persyaratan:
- Laki-laki Muslim
- Telah diterima sebagai Mahasiswa S1/D4 (maksimal Semester 3) atau D3 (maksimal semester 1)
- Mengisi form pendaftaran DI SINI
- Foto 3x4 warna 4 lembar
- Mengikuti tes/seleksi masuk
- Membayar uang registrasi 20 ribu.
KUOTA SANGAT TERBATAS, kami akan menerima anda yang benar-benar bersungguh-sungguh.
Pendaftaran dibuka sampai tanggal 16 Agustus 2014
Seleksi tgl 18 Agustus 2014
Materi seleksi : Baca tulis Al-Qur'an, Tajwid, Nahwu, Shorof.
More info : 085713 810335 (Faiz)
Office: Jalan Sumurboto II 10/F, Sumurboto. (Gang seberang Superindo Tembalang)
--Ayo jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain selagi masih muda-- 
----

PERHATIAN: link pendaftaran dan penanggungjawab tiap tahun ganti. Silakan update.