Review-“Multilateralism: the Anatomy of an Instituon

11:35 PM 0 Comments A+ a-

Pendahuluan
Pada tahun 1989, dunia mengalami perubahan secara damai. Terjadi pergeseran geopolitik yang cukup mendasar dari era pasca-perang. Banyak faktor yang menjadi alasan atas perubahan itu. Tapi tampaknya ada sedikit keraguan bahwa norma-norma dan lembaga-lembaga multilateral telah membantu menstabilkan konsekuensi internasional mereka. Memang, norma-norma dan lembaga-lembaga tersebut tampaknya memainkan peran penting dalam pengelolaan asset yang luas dari perubahan regional dan global dalam sistem dunia saat ini.

Definisi Multilateralisme
Pada intinya, multilateralisme mengacu pada koordinasi hubungan antara tiga atau lebih negara sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu. Multilateralisme adalah hubungan ekonomi terkoordinasi antara lebih dari tiga negara.

Negara terkadang saling bertentangan tentang hak-hak properti internasional. Misalnya dalam kasus lautan, negara-negara pantai dengan laut teritorial diferensial menginginkan aturan yang mengacu berdasarkan panjang garis pantai mereka, tetapi negara-negara pantai lebih suka tetap ada batas dengan laut teritorial. Ada juga ada kelas masalah dalam hubungan internasional dimana negara-negara yang lebih atau kurang peduli pada prinsipnya untuk hasil aktual, asalkanmenerima hasil yang sama. Ini biasanya disebut sebagai masalah koordinasi.

Disini akan digambarkan secara singkat multilateralisme sebelum abad kedua puluh. Pada masa itu menunjukkan beberapa generalisasi yang luas yang menjelaskan lebih lanjut tentang karakter bentuk kelembagaan multilateral. Pertama, lingkungan tugas strategis memiliki dampak pada formulir yang mengambil kesepakatan. Mendefinisikan dan pembatasan hak milik negara adalah dasar tugas kolektif seperti dalam sistem internasional.

Kedua, multilateralisme datang untuk menunjukkan timbal balik yang merata. Menurut Jervis,apa yang penting untuk keberhasilan Eropa Concertadalah bahwa 'kepentingan' itu lebih luas dari biasanya. Untuk sistem ini bekerja, setiap negara harus percaya bahwa pengorbanan saat ini sebenarnya akan menghasilkan pengembalian jangka panjang, bahwa orang lain tidak akan mengingkari komitmen implisit mereka ketika mereka menemukan diri mereka dalam posisi menggoda.

Ketiga, organisasi-organisasi multilateralberfungsi secara eksklusif dalam domain masalah koordinasi, dimana tugas di tangan adalah untuk merancang aturan yang dapat diterima bersama dari jalan dan untuk mengubah mereka sebagai teknologi dan faktor-faktor lain seperti berubah. Dan peran organisasi-organisasi ini secara ketat dibatasi oleh struktur normatif keseluruhan dimana mereka ada.

Pada dasarnya, untuk menentukan mengapa agenda institusional dibangun itu tidak bisa dipungkiri di beberapa titik guna melihat lebih dekat pada hegemoni tertentu. Yang pada gilirannya tidak hanya menuntut memeriksa situasi internasional hegemoni tetapi juga menggali pengaruh ranah domestik.

Singkatnya, di satu sisi penting asal-usul multilateralisme di era pasca perang mengulangi catatan periode sebelumnya. Antara tingkat mendalam mendefinisikan dan menstabilkan hak milik internasional negara dan tingkat yang relatif dangkal memecahkan masalah koordinasi.Pergeseran multilateralisme dalam urusan ekonomi dan keamanan membutuhkan kombinasi dari dunia internasional yang cukup kuat dan lingkungan dalam negeri yang kompatibel. Jika memang demikian, maka itu adalah fakta dari sebuah hegemoni Amerika yang sangat menentukan setelah Perang Dunia II. Dan ini pada gilirannya membuat peran multilateralisme dalam transformasi internasional saat ini yang lebih besar.

Kesimpulan


Dalam tulisan ini terdapat dua pemikiran. Pertama adalah teori hubungan internasional untuk siapa lembaga internasional itu. Mungkin benar, karena teori ini bersikeras, bahwa mereka tidak dimaksudkan untuk menjelaskan segala sesuatu tetapi bahwa apa yang mereka jelaskan adalah penting. Tidak mengikuti dari kebenaran itu, bagaimanapun, bahwa apa yang mereka tinggalkan yang tidak dijelaskan tidak penting. Dan lembaga itu jelas tidak penting.

Kedua, mereka sesama institusionalis bentujuan untuk membentuk lembaga yang mengambil apa yang belum diselidiki. Fokus mereka adalah pada lembaga dalam arti umum atau kerjasama bahkan lebih umum. Banyak yang bisa dipelajari tentang hubungan internasional dari perspektif itu. Tetapi pada saat yang sama, terlalu banyak yang tersisa tak terkatakan. Di atas segalanya, pembuat kebijakan mencari-cari alternatif di tengah-tengah perubahan yang cepat, berharap untuk memahami aliran peristiwa dan menyalurkannya ke arah yang diinginkan, tidak berurusan dengan pilihan generik, pilihan mereka dgn jelas konkret.

Tidak ada teori telah maju dalam bab ini, tidak ada teori yang dibenarkan atau bahkan teori yang telah diuji kebenarannya. Kita tidak bisa menjelaskan apa yang kita belum pertama pernah dijelaskan. Dan penjelasan konseptual merupakan syarat untuk deskripsi teoritis informasi, sehingga pada akhirnya teori bangunan itu sendiri. Tujuan utama penulis di sini adalah untuk menjelaskan konsep multilateralisme, baik analitis dan historis, dan untuk menawarkan beberapa hipotesis awal untuk membimbing tentang apa yang mungkin dan tidak mungkin menjelaskan tentang suatu kejadian dan berkorelasi dan tentang bagaimana dan mengapa itu penting.
---

Review: -John Gerrard Ruggie-“Multilateralism: the Anatomy of an Instituon”. Hal 1-37.

Terima kasih atas komentar anda.