Review- “Introduction” dalam International Relations Theory: A Critical Introduction (2nd)

9:16 AM 0 Comments A+ a-

Pendahuluan
Dalam mempelajari Ilmu Hubungan Internasional, kita selalu disuguhkan dengan berbagai teori tertentu. Selanjutnya, akan dipelajari pula mata kuliah Teori Hubungan Internasional. Sebetulnya, apa yang dimaksud teori? Apa peranan teori dalam kajian ilmu Hubungan Internasional?.

“Theory is statement intended to explain a fact or event”

Jika kita merujuk dari pengertian dalam kamus, Teori adalah pernyataan yang bermaksud menjelaskan suatu fakta atau kejadian tertentu. Jadi ada keselarasan antara teori dan kenyataan, bukannya saling bertentangan. Pengertian ini diperkuat oleh pendapat Cox, dia menyatakan bahwa teori didasarkan pada kenyataan. Teori juga menjadi acuan dan membentuk kenyataan.

Hubungan Internasional dapat dianggap sebagai sebuah disiplin ilmu tentang ketidaksepakatan teoritis. Teori dalam Hubungan Internasional tidak hanya menyajikan apa yang sedang atau telah terjadi di dunia luar sana, tetapi teori Hubungan Internasional juga berusaha meraba-raba apa yang akan terjadi dikemudian hari. Kami bisa mengambil sedikit benang merah, bahwa teori Hubungan Internasional adalah suatu kumpulan dari berbagai cerita tentang kejadian di Dunia Internasional, terutama Politik Dunia Internasional.

Kita menggunakan teori Hubungan Internasional dalam upaya untuk memahami politik internasional. Sedangkan teori dalam Hubungan Internasional tidaklah sedikit, ada (neo) realisme, (neo) idealisme, materialisme historis, kontruktivisme, globalisasi, (neo) Marxisme, modernisasi, dan teori pembangunan.

Teori dalam Hubungan Internasional bergantung pada mitos Hubungan Internasional. Sehingga kita dapat melihat teori Hubungan Internasional yang sejatinya hanyalah kumpulan cerita masa lampau menjadi sebuah hal yang menarik dan terlihat benar. Mitos adalah suatu kebenaran jelas yang menjadi blok bangunan dari teori Hubungan Internasional. Mitos diperlukan dalam teori Hubungan Internasional agar bisa tampil seakan-akan benar.

Budaya dan Ideologi
Seringkali kita mengatakan bahwa Pancasila, tolong-menolong, gotong-royong, ramah dan sopan santun adalah budaya Indonesia. Batik, rendang dan dangdut adalah hasil budaya di Indonesia. Kita dengan mudah bisa mengidentifikasi tentang budaya, tetapi sulit jika disuruh menjelaskan pengertiannya. Kesulitan ini juga dirasakan oleh Raymond Williams, seorang pelopor dalam bidang kajian budaya dan teori budaya. Raymond menyatakan bahwa culture adalah salah satu dari dua atau tiga kata yang paling rumit dalam bahasa Inggris(1983: 87).

Menurut Stuart Hall, budaya berkaitan dengan produksi dan pertukaran makna (proses memberi makna dan mengambil makna) antar anggota masyarakat atau kelompok tertentu. John Hartley mendefinisikan bahwa budaya adalah suatu produksi sosial dan re-produksi rasa, makna, dan kesadaran(1994:68). Jadi bisa diambil benang merah bahwa budaya adalah penciptaan dan pertukaran rasa, makna, dan kesadaran antar anggota dalam suatu kelompok masyarakat tertentu(bangsa).

Ideologi adalah seperangkat gagasan yang menjelaskan dan mengevaluasi kondisi sosial, membantu memahami posisi mereka dalam masyarakat, dan menyediakan program untuk aksi sosial dan politik(Ball dan Dagger, 1995: 9). Kerena ideologi merupakan gagasan, berarti ideologi merupakan sesuatu yang secara sadar diadakan.

Jadi bisa dibedakan bahwa budaya adalah cara berpikir, cara memaknai, cara merasakan yang tanpa sadar, sedangkan ideologi secara sadar. Keduanya berpengaruh dalam upaya penyampaian teori-teori Hubungan Internasional, karena setiap generasi yang menyampaikan akan memasukkan unsur budaya dan ideologinya dalam teori tersebut.

Apa Fungsi Mitos dalam Hubungan Internasional dan Kenapa Harus Ada Mitos?
Jika teori hubungan Internasional(IR) menceritakan pandangan tertentu tentang dunia dari berbagai perspektif, maka mitos IR-lah yang membantu tampilan dunia tertentu sehingga tampak menjadi kenyataan. Fungsi mitos dalam teori IR adalah mentransformasikan budaya dan ideologi menjadi tampak nyata(fakta). Tanpa mitos, teori akan terlihat tabu dan tidak jelas.

Mitos dalam Hubungan Internasional adalah kebenaran yang jelas, Biasanya dinyatakan sebagai suatu slogan. Seperti slogan yang digembor-gemborkan oleh kalangan Realis bahwa “Anarki Internasional adalah penyebab permisif perang”, atau slogan yang diagung-agungkan kalangan idealis bahwa “suatu saat akan terjadi perdamaian dunia, dimana ada suatu sistem Internasional yang mengatur negara-negara di dunia ini”. Entah mana mitos yang paling benar, biarlah waktu yang menjawab. Kita hanya menggunakan mitos-mitos tersebut dalam rangka memahami teori-teori dalam ilmu Hubungan Internasional.

Kesimpulan
Dalam mempelajari teori Hubungan Internasional kita disuguhkan berbagai cerita-cerita tentang keadaan di dunia ini, baik sekarang atau masa lampau. Dalam memahami suatu cerita, masing-masing kelompok mempunyai pemaknaan tersendiri. Pemaknaan itu berdasarkan budaya dan ideologi mereka. Sehingga cerita yang disampaikan juga akan mengandung makna tertentu yang sesuai dengan budaya dan ideologinya.

Dalam penyampaian suatu cerita juga dibutuhkan kerangka atau dasar pemikiran tertentu yang dapat membuat cerita yang disampaikan seolah-olah nyata adanya dan menarik. Kerangka atau dasar inilah yang dinamakan mitos.

Menurut saya, dalam mempelajari teori Hubungan internasional sangatlah diperlukan suatu mitos tertentu, sehingga pemikiran kita tentang teori tersebut tidak mengambang dan kabur. Dengan mitos kita juga bisa memaknai apa maksud dari cerita yang disampaikan oleh pemikir-pemikir terdahulu.
---


Review: Cynthia Weber- “Introduction” dalam International Relations Theory: A Critical Introduction (2nd). 2005. New York: Routledge. 11 hal.

Referensi
Burchill, Scott & Andrew Linklater. 1996. Theories of International Relations. New York: ST. Martin’s Press.
Longman Dictionary of American English. www.longman.com/dictionaries
Weber, Cynthia. 2005. “Introduction” dalam International Relations Theory: A Critical Introduction (2nd). New York: Routledge.